TEMPO.CO , Jakarta:Dugaan kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang balita di Kelompok Bermain Saint Monica, Sunter Agung, Jakarta Utara, membuat wali siswa menjadi kian waspada untuk melindungi anak-anaknya. Mereka tak ingin ada korban baru di sana.
"Saya lebih waspada sekarang. Saya ajari cucu saya harus bagaimana misalkan diapa-apain," ujar seorang wali siswa, Hendi, 60 tahun, di Saint Monica, Rabu, 14 Mei 2014.
Hendi telah mengajarkan cucunya untuk berteriak sekeras-kerasanya dan meminta pertolongan jika dalam bahaya."Seperti ada yang berbuat aneh atau menyentuh bagian tubuh yang tak semestinya," ujar Hendi.
Hendi mengaku dirinya belum lama tahu soal adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru terhadap muridnya di Saint Monica. "Baru tahu juga dari pesan BBM (blackberry massenger) dan saya kaget banget. Ini JIS (Jakarta International School) jilid dua," ujarnya.
Saat ini Kepolisian Resor Jakarta Utara dan Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Utara tengah memeriksa pegawai sekolah Saint Monica. Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga direncanakan hadir di Saint Monica hari ini.
Sebelumnya, Kepala Tata Usaha Sekolah Saint Monica yang meminta namanya cukup dipanggil Ami, mengungkatkan bahwa seorang guru ekskul menari, H alias S, diduga melakukan pelecehan terhadap siswanya yang masih balita.
Balita tersebut dilecehkan dengan cara ditusuk duburnya menggunakan jari tangan. Namun, guru tersebut sudah keluar. "Sudah keluar," kata Ami. (baca: Guru Pelaku Pelecehan di Saint Monica Tak Lagi Mengajar)
ISTMAN MP