TEMPO.CO, Subang - Kementerian Pertanian membuka saluran telepon khusus buat merespons pengaduan soal kelangkaan pupuk di seluruh Indonesia. "Silakan hubungi kami di pesawat 081383034444, kapan saja, pasti kami respons," ujar Menteri Pertanian Suswono dalam temu petani di lapangan Desa Ponggang, Kecamatan Serangpanjang, Subang, Jawa Barat, Rabu, 14 Mei 2014.
Di hadapan ribuan petani Pantai Utara Jawa Barat itu, Suswono mengungkapkan kelangkaan pupuk bersubsidi sesungguhnya tidak harus terjadi. Sebab, pemerintah sudah menyediakan dana subsidi cukup besar hingga Rp 21 triliun yang dibayarkan kepada produsen. (Baca: Pupuk Langka, Suswono Salahkan Dahlan Iskan)
Ia pun berjanji bakal menegur produsen pupuk jika memang benar-benar terjadi kelangkaan di tingkat petani. Ke depan, Suswono menjamin ketersediaan pupuk cukup hingga medio Oktober 2014.
Sementara itu, salah satu petani, Aip Saepuloh, mengatakan kelangkaan pupuk sudah terjadi hampir satu musim. Kalau pun ada harganya selangit. "Kami beli di pengecer sekarang Rp 170 ribu per zak (setara 50 kilogram)," ujar petani asal Desa Ponggang, Subang, tersebut. Padahal, harga eceran tertinggi pupuk itu hanya Rp 180 ribu per kuintal. (Baca: BUMN Pupuk Dituding Nikmati Subsidi Terlalu Besar)
Oleh karena itu ia berharap pemerintah segera turun tangan buat menangani kelangkaan pupuk dan mengendalikan harganya. “Supaya petani bisa tenang," ujar Aip.
Sebelumnya, Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Andalan (KTNA), Winarno Tohir, menjelaskan kelangkaan pupuk terjadi karena ada ketidakseimbangan permintaan pupuk bersubsidi dengan pasokan di lapangan. Permintaan pupuk mencapai 9,2 juta ton per tahun sedangkan PT Pupuk Indonesia hanya sanggup menyediakan 7,8 juta ton pupuk subsidi.
Kelangkaan ini terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa. "Karena pemakaian paling banyak di Jawa," ujarnya.
NANANG SUTISNA
Terpopuler
Hindari Pembobolan, Ini Tip Aman Gunakan ATM
Kasus Vimeo, APJII Nilai Kemenkominfo Arogan
Rekam Jejak Hatta Tak Sejalan dengan Dunia Usaha