TEMPO.CO, Bima - Bupati Bima Syafrudin M Nur mengatakan bahwa belasan kendaraan telah disipkan untuk mengangkut para pengungsi letusan gunung Sangeang. Saat telah ada 17 unit truk dan mobil untuk mengevakuasi warga di tiga desa yang berada di kaki gunung Sangeang Api. Ketiga desa tersebut adalah Sangeang, Oi Tui, dan Pai yang berada di Kecamatan Wera. Syafrudin menyatakan mulai hari ini status Bima adalah tanggap darurat. "Hari ini adalah kegiatan tanggap darurat yang mesti kita lakukan menyusul terjadinya letusan Gunung Sangeang," katanya, Sabtu, 31 Mei 2014.
Menurut Syafrudin dia dan Muspida sudah turun di lokasi sejak kemarin. Ia telah memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), camat, Komandan Kodim dan kepala Polres Resor Kota Bima untuk meningkatkan intensitas bantuan di daerah terdampak letusan. "Tanggap darurat dilakukan sampai tujuh hari ke depan atau hingga 5 Juni 2014," katanya.
Hingga siang ini, 300 anggota gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, Tim SAR dan Tagana, sudah berada di lokasi dekat erupsi gunung Sangeang Api.
Meletusnya Gunung Sangeang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga mengakibat sejumlah bandara ditutup. (Baca: Gunung Sangeang di Bima Meletus)
Meletusnya Gunung Sangeang di Bima juga berdampak pada sejumlah wilayah NTT yang dilanda abu vulkanik. Sekitar lima kabupaten yang telah melaporkan terkena dampak abu vulkanik itu yakni Manggarai Barat, Manggarai, Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sabu Raijua. (Baca: Abu Vulkanik Gunung Sangeang Meluas Hingga NTT)
Baca Juga:
AKHYAR M NUR