TEMPO.CO, Jakarta - Sinar Mas Land melalui Wisata Bukit Mas Surabaya meluncurkan klaster terbaru bernama Notredame Garden Suites di Surabaya, Jawa Timur. Managing Director Corporate Strategy and Services Sinar Mas Land Ishak Chandra mengungkapkan mayoritas hunian di klaster tersebut sudah ludes terjual.
"Notredame Garden Suites sudah terjual 80 persen saat pre-launching tanggal 11 Mei 2014 lalu," kata Ishak seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat petang, 30 Mei 2014.
Notredame Garden Suites merupakan kawasan hunian yang sengaja dibangun untuk memenuhi gaya hidup yang modern, bergaya dan nyaman bagi para penghuninya dengan konsep hunian yang bebas polusi. Konsep hunian ini juga diklaim bakal bebas polusi. (Baca:Harga Kantor di Jakarta Naik Paling Cepat se-Asia)
Klaster yang secara resmi akan diluncurkan 22 Juni 2014 mendatang ini terinspirasi oleh suasana di resor dan vila. Nantinya, setiap unit rumah di Notredame akan memiliki private flying garden dengan pemandangan green area seluas 3 hektare. (Baca: Jelang Pilpres, Sektor Properti Membaik)
Notredame Garden Suites adalah hunian mewah minimalis berlantai tiga dengan tiga buah kamar. Lima tipe unit yang akan dipasarkan bervariasi mulai dari perbandingan luas tanah dan bangunan 66/137 hingga 144/301. Harga per unit hunian di Notredame Garden Suites akan dibuka mulai dari Rp 1,6 miliar. Adapun pembayaran dipermudah karena bisa dilakukan dengan tunai keras yang dicicil 18 kali dan uang muka bisa DP dicicil 20 kali.
Secara umum harga properti residensial di Surabaya naik sepanjang kuartal petama tahun ini. Hal tersebut terlihat dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) di empat kota, seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto yang meningkat 4,26 persen ketimbang kuartal sebelumnya.
Hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia menunjukkan kenaikan IHPR tertinggi terjadi pada rumah tipe besar (5,8 persen), disusul tipe menengah (5,2 persen), dan tipe kecil (1,4 persen). "Responden menyatakan kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan upah pekerja, dan tingginya biaya perizinan menjadi pendorong kenaikan rata-rata harga perumahan pada triwulan I," ujar Kepala Bank Indonesia Wilayah IV Surabaya Dwi Pranoto beberapa waktu lalu.
Upaya pengembang untuk menambah fasilitas umum yang memadai juga menjadi pemicu kenaikan harga rumah yang ditawarkan. Kenaikan harga rumah diikuti dengan penurunan volume permintaan pembelian properti residensial untuk rumah tipe menengah dan tipe besar masing-masing turun 7,3 persen dan 13,8 persen. Sebaliknya, penjualan rumah untuk tipe kecil justru meningkat hingga 15,4 persen dibanding triwulan IV 2013.
MAYA NAWANGWULAN | DIANANTA P. SUMEDI
Berita terpopuler:
Cadbury Mengandung Babi Tak Beredar di Indonesia
Jaringan Jeblok, Telkomsel Diminta Beri Kompensasi
Banyak Libur, Harga Emas di Jakarta Turun
