TEMPO.CO, Garut - Maraknya pemberitaan soal pencabutan dua varian cokelat Cadbury produksi Malaysia yang ditemukan mengandung jejak DNA (deoxyribonucleic acid) babi belakangan ini ternyata tak mempengaruhi penjualan produk Chocodot. Produk cokelat yang bernaung di bawah PT Tama Cokelat Indonesia asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini malah mengaku tengah kebanjiran order.
Direktur Utama PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar mengatakan produksi cokelat meningkat sekitar 20-30 persen dari hari biasanya. “Peningkatan ini diakibatkan karena banyaknya waktu libur dan long weekend,” ujarnya pada Tempo, Sabtu, 30 Mei 2014. (Baca: BPOM: Cadbury Dairy Milk Tak Bersertifikat Halal)
Seperti diketahui, awal pekan ini Departemen Kesehatan Malaysia mengumumkan dua dari tiga produk Cokelat Cadbury yang diuji kehalalannya ternyata mengandung jejak DNA babi. Dua produk itu adalah Cadbury Dairy Milk Hazelnut dengan tanggal kedaluwarsa 13 November 2014 dan Cadbury Dairy Milk Roast Almond dengan tanggal kedaluwarsa 15 Januari 2015. (Baca: Cadbury Mengandung Babi Tak Beredar di Indonesia)
Ramainya pemberitaan soal berita Cadbury haram ini ternyata tak mempengaruhi penjualan cokelat dalam negeri. Selain itu, penjualan Chocodot yang terus naik disebutkan karena segmen pasar yang dibidiknya berbeda dengan Cadbury selama ini.
Chocodot, menurut Kiki, lebih cenderung berfokus di sektor parawisata dengan segmen pasar wisatawan. Hal itu terlihat dari kemasan produknya yang menggambarkan informasi tempat wisata seperti, di Kabupaten Garut dengan edisi Gunung Guntur dan Cipanas.
Produk Chocodot juga telah dipastikan telah memiliki sertifikat halal dan lolos dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Bahan cokelat yang digunakannya tidak mendatangkan dari luar negeri, tetapi mengandalkan dari produksi dalam negeri. “Insya Allah tidak ada unsur hewani di produk cokelat kita. Hanya ada unsur nabati saja,” ujar Kiki.
SIGIT ZULMUNIR
Berita terpopuler:
Cadbury Mengandung Babi Tak Beredar di Indonesia
Jaringan Jeblok, Telkomsel Diminta Beri Kompensasi
Banyak Libur, Harga Emas di Jakarta Turun