TEMPO.CO, Mataram - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan telah mengungsikan 7.328 jiwa atau 1.748 kepala keluarga dari empat desa yang berjarak 8 kilometer dari puncak Gunung Sangeang Api. Desa itu adalah Sangeang, Oitoi, Tadewa, dan Langgasolo. Gunung Sangeang Api yang berada di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat, 30 Mei 2014.
"Hingga saat ini tidak ada korban jiwa," katanya, Ahad, 1 Juni 2014. (Baca: Aktivitas Gunung Sangeang Api Naik Setahun Terakhir)
Baca Juga:
Sabtu, 31 Mei 2014, aktivitas Gunung Sangeang Api masih terus meningkat--telah terjadi dua kali letusan yang cukup besar, yaitu pukul 01.30 Wita dan 10.42 Wita. Kondisi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, gelap. Daerah lain di Kabupaten Bima yang terkena hujan abu adalah Kecamatan Wera, Sape, Ambalawi, dan Kota Bima. Masyarakat di Kecamatan Wera sempat dievakuasi ke bukit-bukit karena adanya isu tsunami.
Dua bandara, yaitu Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima di NTB dan Bandara Tambolaka di NTT, ditutup sementara. Abu vulkanis semburan Gunung Sangeang Api juga menyebar hingga Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Sumba Timur di NTT.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bima dan BPBD NTB telah mendistribusikan 15.200 masker kepada masyarakat Bima. Namun persediaan masker di apotek dilaporkan telah habis, sehingga mereka mengharapkan bantuan dari luar daerah. "Saya telah memerintahkan tim reaksi cepat BNPB mendampingi penanganan darurat itu," ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif. (Baca: Gunung Sangeang Meletus, 30 Ribu Masker Dibagikan)
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita Terpopuler
Massa Berjubah Kembali Datangi Rumah Julius
Neta S. Pane: Penyerangan di Yogya Kental Unsur Politis
Perubahan Haji Era Anggito