TEMPO.CO , Jakarta- Maybank, perusahaan jasa keuangan asal Malaysia yang juga induk usaha BII Maybank, mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2014 naik 6,3 persen menjadi RM 1,6 miliar (Rp 5,82 triliun). Perolehan laba ini didukung oleh peningkatan kinerja pada bisnis konsumer dan internasional serta pengelolaan biaya di bawah Strategic Cost Management Programme.
Ketua Maybank, Tan Sri Megat Zaharuddin Megat Mohd Nor mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, kinerja kuartal I relatif baik. "Dampak ketidakpastian ekonomi global dapat diredam dengan bisnis yang terdiversifikasi di skala regional serta jaringan konsumer yang kuat," katanya melalui siaran pers, Ahad, 1 Juni 2014.
Zahar berharap pada kuartal berikutnya, Maybank memetik manfaat dari sinergi jaringan global dan tetap mengawasi program transformasi untuk melanjutkan peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Mayabank juga mengumumkan laba sebelum pajak pada kuartal I 2014 naik 3,8 persen menjadi RM 2,21 miliar atau Rp 8 triliun. Community Financial Services (CFS) Grup mencatat laba naik 14,9 persen menjadi RM 954,2 juta atau Rp 3,4 triliun, sementara operasional internasional naik 6,7 persen menjadi RM 703,2 juta atau Rp 2,5 triliun.
Kedua lini bisnis ini membantu mengurangi tekanan pada bisnis perbankan korporasi terutama pada dua pasar utama yakni di Malaysia dan Indonesia akibat iklim operasional yang kurang kondusif. Pada kuartal I 2014, laba BII Maybank turun 39 persen menjadi Rp 189 miliar.
Grup membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 2,4 persen secara tahunan (yoy), yang didukung dengan kenaikan fund based income sebesar 7,6 persen. Hal ini didukung pertumbuhan kredit grup sebesar 13,9 persen (yoy) dipimpin oleh pembiayaan Islamic yang tumbuh 36,8 persen. Pertumbuhan pendapatan juga didukung aktivitas perbankan Internasional yang mencatat kenaikan 5,4 persen (yoy) didukung pertumbuhan kredit yang positif di Singapura, Indonesia, Cina, dan Filipina.
Meskipun berada di tengah-tengah iklim pasar yang penuh tantangan, Maybank mengklaim menjaga kualitas aset berkualitas melalui pengukuran kontrol kredit dan manajemen risiko. Rasio net impaired loans pada Maret 2014 berada pada 0,99 persen dari 1,18 persen pada Maret 2013. Provisi kerugian kredit (loan loss coverage) tetap berada di atas 100 persen mencapai 107,2 persen pada kuartal pertama.
President dan CEO Grup Datuk Abdul Farid Alias mengatakan dengan struktur bisnis skala regional yang lebih kuat saat ini, perusahaan mampu menggapai momentum yang lebih kuat hingga akhir 2014. Dia ingin perusahaan tetap fokus meraih target di antaranya ROE (return on investment) sebesar 15 persen dan pertumbuhan kredit 13 persen.
ALI HIDAYAT
Terpopuler
Proyek Chevron Terganjal Korupsi SKK Migas
Masyarakat Diminta Cermat Konsumsi Pangan Kemasan
Mulai Hari Ini Terbang Citilink di Halim Ditambah