TEMPO.CO, Jakarta - Data defisit perdagangan yang melebar membuat pelaku pasar memindahkan asetnya dari pasar uang ke pasar saham. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2014, menguat 30 poin (0,61 persen) ke level 4.942,16. Indeks melanjutkan penguatannya sejak awal pekan.
Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan penguatan indeks lebih disebabkan oleh faktor teknikal setelah mengalami koreksi tajam akhir pekan lalu. Namun, penguatan tersebut belum merepresentasikan terjadinya perubahan arah pada IHSG. "Jangan senang dulu. Selama belum mampu ditutup di atas level 5.100, IHSG masih akan bergerak fluktuatif," katanya.
Menurut Kiswoyo, pelaku pasar khususnya investor asing masih menunggu momentum yang tepat untuk masuk ke pasar. Karena itu, ia menilai kenaikan IHSG lebih didorong oleh transaksi investor domestik serta peralihan (switching) instrumen investasi. "Investor memindahkan asetnya dari pasar uang dan obligasi karena prospeknya semakin terbatas." (Lihat pula: BI: Kurs Rupiah 11.600–11.800 per Dolar AS)
Di tengah melemahnya data-data fundamental ekonomi Indonesia, pelaku pasar tampak tidak agresif dalam mengakumulasi saham. Hal itu tampak dari volume transaksi saham yang relatif lebih rendah dari biasanya dengan investor asing mencatat penjualan bersih sebesar Rp 250 miliar.
Defisit perdagangan yang melebar serta ancaman kenaikan inflasi di bulan puasa dan Lebaran semakin mengkonfirmasi pelambatan ekonomi Indonesia. Dengan kondisi minim insentif, pelaku pasar hanya bisa berharap pada terobosan kebijakan yang akan dilakukan oleh presiden terpilih nanti. (Baca juga: Lanjutkan Koreksi, Rupiah ke 11.810 per Dolar AS)
PDAT | M. AZHAR
Berita Utama
SBY Desak Menteri yang Jadi Tim Sukses Mundur
Tim Sukses, Cak Imin Emoh Mundur dari Menteri
PDIP Tuding Duit Hashim untuk Iklan Prabowo