TEMPO.CO, Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara telah menghentikan kegiatan pengolahan dan produksi konsentrat selama beberapa hari belakangan. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengaku belum mendapat laporan mengenai penghentian kegiatan operasi ini.
"Laporan secara khusus belum ada," kata Direktur Pembinaan Usaha Mineral Kementerian Energi, Dede Ida Suhendra, lewat pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 3 Juni 2014.
Dede mengatakan pemerintah prihatin karena perusahaan tambang asal Amerika Serikat ini menghentikan kegiatan produksi. Newmont menyatakan kegiatan pertambangan di tambang Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dihentikan karena fasilitas penyimpanan sudah penuh, setelah sejak pertengahan Januari 2014 tak diizinkan ekspor.
Pekan lalu, dalam rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejumlah menteri bertemu dengan manajemen Newmont untuk membahas kemungkinan penghentian kegiatan operasi. Ketika itu, baik Kementerian Energi maupun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, menyatakan Newmont bisa segera mengekspor pada pekan ini. Namun, izin ekspor belum juga terbit.
"Upaya yang kami lakukan bersama perusahaan ternyata melampaui target (terbitnya izin ekspor) yang diagendakan perusahaan. Hal ini tentu karena alasan kehati-hatian (pemerintah)," kata Dede.
Dede mengatakan salah satu syarat, yaitu rencana Newmont mengolah dan memurnikan hasil tambang di dalam negeri belum tuntas.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan PT Freeport Indonesia akan membangun smelter (pabrik pemurnian konsentrat) yang akan mengolah konsentrat produksi Freeport dan Newmont. Penerbitan izin ekspor dan keringanan bea keluar menurut pemerintah menunggu kesepakatan bisnis antara kedua perusahaan terkait dengan urusan smelter ini.
Perusahaan menargetkan awal Juni bisa ekspor, dengan harapan sejalan dengan penyelesaian semua persyaratan. "Ternyata agak alot karena rencana pembangunan fasilitas pemurnian yang akan dipakai bersama dengan Freeport masih dalam finalisasi," kata Dede.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara R. Sukhyar mengatakan Newmont berencana mengekspor 250 ribu ton konsentrat tembaga pada tahun ini. Ekspor konsentrat tembaga ini diperkirakan bernilai US$ 443,5 juta. Saat ini, fasilitas penyimpanan konsentrat yang berkapasitas 80 ribu ton telah penuh sehingga kegiatan produksi dihentikan.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Baca juga:
Penghentian Produksi Newmont Dilakukan Sepihak
Juni, Freeport dan Newmont Bisa Ekspor Mineral
Berita Utama
Mahfud: Hitam di Atas Putih, Prabowo-Hatta Menang
Jokowi: Ada Tim Khusus yang Cari Kesalahan Saya
SBY Desak Menteri yang Jadi Tim Sukses Mundur