TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Rakyat Jakarta bakal dihelat pada tanggal 10-15 Juni 2014. Namun, sebelum acara peringatan hari ulang tahun DKI Jakarta ke-487 itu digelar, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat mengadakan event bertajuk Jakarta Pusat Fair.
Acara yang digelar di sisi Barat Monas dari tanggal 6-8 Juni 2014 tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Pekan Rakyat Jakarta. "Sengaja diselenggarakan karena bagian dari acara ulang tahun Jakarta," ucap Karto, 50 tahun, penjaga stan Suku Dinas Pengawas dan Penertiban Bangunan (P2B).
Pemerintah menyediakan sebuah tenda besar berukuran seratus meter untuk acara Jakarta Pusat Fair. Di dalam tenda, berjejer sekitar 60 stan. Stan diisi oleh berbagai kerajinan tangan dan makanan berasal dari setiap kecamatan yang ada di Jakarta Pusat. Beda dengan Pekan Rakyat Jakarta yang stannya diisi oleh Usaha Menengah Kecil dan Mikro binaan pemerintah, apalagi jika dibandingkan Jakarta Fair di Kemayoran yang diisi oleh pihak swasta. Pengisi stan tidak dikenakan biaya sedikit pun alias gratis. (Baca: Jokowi: PRJ di Monas Itu Pesta Rakyat Jakarta)
Berbagai produk kerajinan dari tiap kecamatan di Jakarta Pusat ada di acara tersebut. Misalnya, dari Kecamatan Gambir menampilkan olahan keripik serta kue kering dari tepung. "Produknya yang buat ibu-ibu Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK)," kata Aray, 24 tahun, penjaga stan. Ada juga sebuah kecamatan yang menjajakan replika ikon Jakarta, seperti ondel-ondel, monas, dan lainnya.
Selain diisi oleh produk kerajinan dari tiap kecamatan, stan pun digunakan oleh Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Pusat untuk mensosialisasikan program dari tiap suku dinas. Contohnya, Suku Dinas P2B yang mensosialisasikan bagaimana pengurusan Izin Mendirikan Bangunan secara online.
Ternyata stan tidak diisi dari Pemerintahan Jakarta Pusat saja. Ada sebuah stan digunakan oleh lembaga pendidikan LP3EI. Lembaga pendidikan tersebut menjajakan berbagai produk seperti baju dan aksesori kreasinya. Menurut Iqbal Nurcahyadi, 20 tahun, penjaga stan LP3EI, dalam sehari bisa terjual beberapa baju dan aksesori. Sehari ia bisa menjual sampai Rp 400 ribu.
Iqbal mengeluh dengan jumlah pengunjung yang sedikit dibandingkan hari sebelumnya. Kendati begitu, ia mafhum. "Mungkin masyarakat belum tahu ada event ini," kata dia di Jakarta Pusat Fair, Sabtu, 7 Juni 2014. (Baca: PRJ Monas Menjangkau Kalangan Bawah)
Menurut mahasiswa semester 6 itu, tidak sembarang orang bisa mendapatkan stan meskipun gratis. Ia menceritakan, "Kami dapat stan karena salah satu dosen kenal dengan orang pejabat di Jakarta Pusat. Kami disuruh isi stan saja." Ia pun bersyukur dengan adanya event tersebut. Sebab, ia bisa memperkenalkan produk buatan lembaganya.
Agus Budianto, 29 tahun, salah satu pengunjung, mengatakan dirinya sengaja jauh-jauh datang ke Jakarta Pusat Fair dari Pondok Gede, Jakarta Timur. Ia sangat antusias dan berharap pemerintah mengadakan acara tersebut. Meski begitu, ia meminta pemerintah memperbaiki acara tersebut. "Toiletnya lumayan jauh harus jalan dahulu. Dan stannya cuma sedikit," katanya.
Pengunjung lainnya, Annisa Yuliazin, 20 tahun menuturkan hal yang sama. Ia jauh-jauh datang ke Bintaro karena mendengar ada hajatan Jakarta Pusat Fair. Namun begitu, ia sedikit kecewa karena begitu sampai tidak ada stan yang menjajakan makanan yang bisa dilahap di tempat. "Saya cari makanan karena lapar tapi tidak ada," ucapnya.
Tapi, ia mengaku terkesan dengan acara tersebut. Menurut dia, untuk tempatnya cukup bersih dan sejuk pula. Namun, ia mengeluh sepi pengunjung. (Baca: Pesta-Rakyat-Jakarta-versus-Pekan-Raya-Jakarta)
Memang berdasarkan pantauan, jumlah pengunjung relatif sepi. Padahal, tidak ada biaya masuk untuk pengunjung. Tempatnya pun lumayan bersih dan sejuk karena ada tiga buah pendingin ukuran besar. Sekitar 50 meter dari tenda sebuah toilet mobil pun disediakan bagi pengunjung. Bagi pengunjung yang kelaparan, persis di samping tenda digelar pesta kuliner yang digelar oleh Dinas Pariwisata.
ERWAN HERMAWAN
Terpopuler:
Al Quran Dibacakan untuk Pertama Kali di Vatikan
Ulama Berpesan Prabowo Jangan Seperti Orde Baru
Malaysia Larang Peredaran Sampul Album Jimi Hendrix
AS: Belanja Militer Cina Lebih dari US$ 145 Miliar