TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada mengatakan pergerakan pasar saham yang cenderung tertahan membuat pelaku pasar memilih obligasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif. “Apalagi akan adanya lelang pekan depan, diharapkan bisa berimbas positif,” ujarnya melalui pesan elektronik, Sabtu, 7 Juni 2014.
Pemerintah berencana menggelar lelang surat utang negara untuk memenuhi sebagian target APBN. Hal tersebut, menurut dia, yang diburu pelaku pasar. “Obligasi pemerintah memang disukai pasar karena lebih aman,” katanya.
Menurut Reza, obligasi menjadi pilihan karena tingkat bunganya bersifat konsisten. Pemegang obligasi juga bisa memperkirakan pendapatan yang akan diterima karena sudah dinyatakan dalam kontrak. Investasi obligasi dapat melindungi risiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi, selain juga bisa digunakan sebagai agunan kredit dan untuk membeli instrumen aktiva lain.
Analis dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Achmad Kurniawan Sudjatmiko, mengatakan tidak ada kecenderungan pelaku pasar memilih obligasi. Rilis defisit neraca perdagangan dan naiknya inflasi memberi sentimen negatif pada pasar obligasi. “Kondisi pasar saham dan obligasi masih sama-sama tertekan,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 8 Juni 2014.
Laju pasar obligasi pada perdagangan 6 Juni 2014 mengalami penguatan, khususnya obligasi tenor menengah dan panjang. Sedangkan obligasi tenor pendek menurun. Obligasi dengan seri benchmark FR0070 yang jatuh tempo sekitar sepuluh tahun mengalami penguatan harga dengan kenaikan 93,9 basis points, sedangkan seri FR0071 bergerak naik 257,7 basis points. Adapun pasar saham, melalui IHSG, tetap stagnan di level 4.930-4.950 selama perdagangan seminggu terakhir.
AYU WANDARI
Berita utama:
TNI: Prabowo Tak Bisa Perintahkan Babinsa
Ditantang Mengaji, Prabowo: Lebih Baik Orang Lain
Jokowi-JK Pertahankan Tim Sukses Terkait Korupsi