TEMPO.CO, Jakarta -- Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta membekuk AW, 39 tahun, dan KEN, 39 tahun. Keduanya adalah pencopet tas Wakil Duta Besar Brunei Darussalam Ahmad Nasri Abdulah Latif, 41 tahun. Dua orang itu ditangkap di Gajah Mada Plaza, Jakarta.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Komisaris Dhany Aryanda mengatakan pengejaran kedua pencopet tersebut dilakukan sejak kejadian kehilangan yang dilaporkan Nasri ke Polres Bandara pada Februari silam.
"Setelah kami tangkap, kemudian kami giring ke apartemen mereka di Kemayoran. Di sana ditemukan barang bukti tas milik korban," kata Dhany, Ahad, 15 Juni 2014.
AW dan KEN yang merupakan residivis itu, menurut Dhany, sempat berpetualang hingga luar negeri, yakni Thailand dan Hongkong. "Hasil penyelidikan petugas, keberadaan pelaku terlacak di Kota Batam dan Bangkok. Kami sempat kehilangan jejak dan baru terlacak kembali saat mereka kembali ke Jakarta," kata Dhany.
Dalam rekam jejaknya, AW dan KEN pernah ditangkap petugas dalam kasus yang sama dua tahun silam. Dalam setiap operasi pencuriannya, pelaku menguntit korban yang diincar. Di dalam lift itulah keduanya beraksi, dengan cara menutup tas korban dengan jaket yang disiapkan. "Begitu tas korban sudah 'aman' dalam jaket, pelaku menarik jaketnya kembali," kata Dhany.
Dari aksi pencurian itu, tersangka mendapatkan uang 2.030 dolar Brunei atau setara dengan Rp 200 juta dan satu unit HP Samsung Galaxy Note 8. Dalam pengakuannya kepada polisi, tersangka kaget mendapat uang begitu banyak. Makanya hasil curian itu digunakan foya-foya hingga luar negeri.
Tempo sebelumnya menulis Nasri mengalami nahas saat tiba dari perjalanan udara dengan maskapai Royal Brunei nomor penerbangan BI 735 di Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta, Ahad, 2 Februari 2014.
Warga Jalan Teuku Umar Nomor 51, Menteng, Jakarta Pusat, itu tiba di Tanah Air ditemani Ardina MD Agus Din. Keduanya kemudian berjalan ke arah luar terminal dan meletakkan lima buah tas di atas troli. Masih di area Terminal 2D, Nasri dan Din berniat menemui penjemput.
Namun, saat keluar dari terminal kedatangan, ada seseorang mengarahkan Nasri agar masuk ke dalam lift menuju lantai dua atau terminal keberangkatan. Sesampainya di terminal keberangkatan dan menunggu mobil jemputan, Nasri baru menyadari bahwa dia kehilangan salah satu tasnya, yakni handbag warna cokelat yang diletakkan di atas tumpukan tas-tas lainnya di troli.
Untuk mengungkap kasus pencurian itu, polisi bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II dengan cara membongkar CCTV. Dalam rekaman kamera pengintai itu didapat gambar buram yang tidak jelas. Hanya terlihat dua orang mencurigakan di dekat korban.
AYU CIPTA
Berita Terpopuler:
Soal Netralitas, KASAD Akan Sidak ke Korem
Geledah JIS, Polisi Temukan 11 Barang Bukti
Maroko Juarai Etape Terberat Tour de Singkarak
Pemain Sepak Bola Inggris Pakai Jas Buatan Indonesia