Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicip Sate Lembut Hj Romlah di Kebon Kacang  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Sejumlah pengunjung memadati Festival Kuliner 1001 Night Arabian Night di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta (12/7). Festival Kuliner khas berbuka puasa dari Timur Tengah ini hadir mulai 12 sampai 28 Juli 2013. TEMPO/Nurdiansah
Sejumlah pengunjung memadati Festival Kuliner 1001 Night Arabian Night di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta (12/7). Festival Kuliner khas berbuka puasa dari Timur Tengah ini hadir mulai 12 sampai 28 Juli 2013. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan salah satu surga kuliner di Jakarta. Tak hanya punya nasi uduk, kawasan ini juga menyimpan menu khas Betawi lain, yaitu sate lembut.

Salah satu warung sate lembut yang hingga kini masih bertahan adalah Sate Lembut Hj Romlah. Sate lembut dari Hj Romlah ini termasyhur sejak era 1950-an. Letak warungnya dulu ada di bilangan KH Mas Mansyur. Kini warisan kuliner Betawi itu dipegang keturunan Hj Romlah di kawasan Kebon Kacang V Nomor 44.

Sate ini sebenarnya sate khas Betawi yang mirip dengan sate lilit di Bali. Hanya, bila sate lilit menggunakan daging ayam, sate lembut milik Hj Romlah menggunakan daging sapi. Penyajiannya sama dengan sate pada umumnya, yaitu dengan nasi atau lontong dan bumbu yang boleh dipilih. “Bisa bumbu kecap atau bumbu kacang, terserah saja,” kata Lukmanul Hakim, 62 tahun, menantu Hj Romlah yang meneruskan usaha penjualan sate lembut ini  di rumahnya, Jalan Kebon Kacang V Nomor 44, Jakarta Pusat.

Setelah Hj Romlah meninggal, usaha warung sate Betawi ini beralih kepada anaknya, yaitu Hj Atikah. Anak Hj Romlah ini merupakan istri Maman, panggilan Lukmanul Hakim. Warung sate ini bertahan cukup lama, sampai akhirnya, pada 2007, Hj Atikah meninggal. Ritme penjualan sate khas Betawi ini pun mulai menurun. Pasalnya, tidak semua anak Hj Atikah mau meneruskan usaha ini. Hanya satu anak Atikah yang menuruni bakatnya membuat sate lembut, yaitu Dina, 29 tahun. Dina bertugas membuat campuran bumbu dengan resep turun-temurun yang diajarkan ibunya, sedangkan yang mengolah daging adalah Maman dan seorang anak lelakinya.  

Awalnya Dina bekerja di sebuah bank swasta. Sampai suatu ketika, sebelum meninggal, Hj Atikah meminta Dina berhenti dari pekerjaannya guna meneruskan usaha keluarga. “Ibunya bilang, biar kata dia kerja dengan gaji Rp 5-6 juta, dan dagang cuma dapet Rp 500 ribu, lo tetep jadi bosnya, gak diperintah orang,” ujar Maman mengutip ucapan istrinya. Beruntung, Hj Atikah akhirnya sempat menurunkan kemampuannya mengolah bumbu keluarga ini kepada Dina. Tapi Maman tetap menaruh rasa khawatir terhadap penjualan sate lembut saat ini. Sebab, sudah tidak ada lagi penjual sate lembut selain dia.

Maman tidak membuka cabang sate lembut dimana pun, dan banyak orang baik Betawi maupun bukan Betawi yang  sudah ogah membuat sate lembut. Alasannya, pengolahan sate lembut yang cukup sulit. Daging sapi cincang yang datang dari pasar harus dicincang ulang, kemudian ditumbuk lagi kurang-lebih setengah jam. Proses ini dilakukan demi memperoleh daging yang lembut. Belum lagi proses menggoreng kelapa tanpa minyak (sangrai) untuk campuran dagingnya yang dilakukan cukup lama, agar minyak yang keluar tidak terlalu banyak. “Ini tangan saya sampai luka-luka begini karena harus menumbuk daging,” kata Maman.

Menurut Maman, daging harus dicincang agar urat daging yang masih merekat antarbagian bisa putus. Jika urat-urat ini tidak putus, daging sapi akan sulit dililitkan pada tusuk sate. Setelah daging dicincang dan ditumbuk, kelapa sangrai dicampurkan ke dalam daging. Adonan ini kemudian dicampur dengan bumbu khas keluarga, dan ditumbuk bersamaan kurang-lebih setengah jam.  Setelah kalis, adonan ini dililitkan ke tusuk sate dan dibakar setengah matang. “Ini agar daging tidak kembali menjadi satu dan pecah ketika akan dibakar kembali pas dipesan,” kata Maman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mencegah adonan pecah, pemanggangan sate dilakukan agar sate tidak cepat basi. Pemanggangan sementara ini dapat menjaga sate tetap awet hingga dua hari. Pasalnya, banyak pelanggan sate lembut dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak jarang pelanggannnya datang dari sejumlah negara. Pelanggan dari berbagai daerah di luar Jakarta kebanyakan adalah warga yang sedang berbelanja di Pasar Tanah Abang. Maklum, lokasi rumah Maman berada di dekat Pasar Tanah Abang dan banyak rumah di kiri-kanannya yang menyediakan jasa konveksi pakaian dalam partai besar.

CHETA NILAWATY

Berita Terpopuler:
Fosil Mastodon Berusia 10 Juta Tahun Ditemukan 
Proyek Jalan Tol Medan-Binjai Sepi Peminat 
Google Fit, Layanan Kesehatan dari Google 
Soal Netralitas, KASAD Akan Sidak ke Korem  

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 jam lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

3 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

12 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

14 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

15 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

15 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

18 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

20 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

28 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

30 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.