TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) rupanya memang mewajibkan para direkturnya untuk menggunakan nada sambung telepon pribadi seolah-olah sedang disadap. Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan pemasangan nada sambung ini merupakan upaya pencegahan dari orang yang berniat macam-macam.
"Semua direksi ringtone-nya begitu, sehingga orang yang berniat macam-macam langsung mematikan telepon," kata Ali saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Juni 2014. (Baca juga: Telepon Dirut Pertamina Disadap, Ini Ekspresi JK)
Ali mengatakan pembuatan nada sambung ini digagas sendiri oleh perusahaan sejak setahun lalu. Nada sambung ini juga hanya digunakan oleh internal perusahaan bekerja sama dengan provider terkait.
Pagi tadi, calon wakil presiden nomor urut dua, Jusuf Kalla, menelepon Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan. Ia berniat melaporkan keluhan pengusaha keripik tempe di Malang soal gas elpiji 3 kilogram yang tidak diisi penuh. Namun betapa kagetnya JK saat sambungan telepon Karen dijawab operator. Bunyinya, "Nomor yang Anda hubungi kemungkinan disadap, berhati-hatilah dalam melakukan pembicaraan." (Lihat juga: JK Telepon Dirut Pertamina, Operator: Disadap)
Tempo kemudian memastikan nada sambung tersebut ke beberapa nomor telepon direksi Pertamina. Salah satunya, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Afdal Bahaudin. Melalui pengeras suara, nada sambung telepon Afdal juga berbunyi seperti milik Karen. "Nomor yang Anda hubungi kemungkinan disadap, berhati-hatilah dalam melakukan pembicaraan."
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Debat Jokowi-Prabowo Mengecewakan, Rupiah Terbenam
Program Tol Laut Jokowi, Ekonom: Harus Ada Subsidi
XL-Axis Tepis Klaim Keuntungan Indosat