TEMPO.CO, Mojokerto - Kubu pasangan presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, akhirnya menerbitkan tabloid Pelayan Rakyat untuk menyaingi tabloid Obor Rakyat yang mendiskreditkan Jokowi. Tabloid setebal 16 halaman ini berisi profil hingga prestasi dan pujian tokoh-tokoh nasional pada kinerja Jokowi selama jadi Wali Kota Surakarta hingga Gubernur DKI Jakarta.
Sampul tabloid tersebut bergambar komik Jokowi dengan karakter wajah tokoh komik Tintin. Komik ini digarap tim kreatif yang menamakan diri Jokowimania. Tim kreatif mengasumsikan tokoh Jokowi seperti Tintin dalam serial The Adventure of Tintin. (Baca: Tandingi Obor Rakyat, Apa Isi Pelayan Rakyat?)
Tim kreatif pun membuat serial gambar komik Jokowi dalam beberapa versi blusukan, seperti Jokowi blusukan ke Solo, Jogja, Jakarta, dan Jawa Timur. Dalam sampul Pelayan Rakyat tampak gambar komik Jokowi dalam versi blusukan di Solo dengan latar andong dan becak serta bangunan kuno di Solo. Sedangkan isinya digarap komunitas alumni dari 19 perguruan tinggi yang mendukung Jokowi-JK.
Tabloid ini disebarkan saat silaturahmi kiai kampung, tokoh masyarakat, dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin malam, 16 Juni 2014.
Acara tersebut dihadiri cawapres Jusuf Kalla serta sejumlah tokoh dan politikus, di antaranya Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As'ad Said Ali, dan politikus Partai NasDem, Effendi Choiri.
"Isi tabloid Obor Rakyat itu fitnah dan sudah dilaporkan tim kami untuk diproses secara hukum," kata JK saat memberi sambutan. (Baca: Aktivis Kampus Garap Tabloid Pesaing Obor Rakyat)
JK berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang diembuskan menjelang pemilihan presiden. Ia meminta masyarakat berhati-hati dan melihat kapasitas calon yang akan dipilih.
"Saya dan Jokowi tidak pernah korupsi dan tidak pernah membuat dosa publik," katanya, Senin, 16 Juni 2014. Menurut dia, salah satu contoh dosa publik adalah pelanggaran hak asasi manusia. Pernyataan ini dilontarkan JK untuk menyinggung keterlibatan capres pesaing, Prabowo Subianto, dalam penculikan aktivis pada 1998. (Baca: Penggagas Obor Rakyat Dilaporkan ke Polisi)
JK pun menyayangkan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang dituduhkan Obor Rakyat. "Isu SARA ini sangat berbahaya bagi perpecahan bangsa," tuturnya. Ia pun menceritakan penagalamannya dalam meredam konflik SARA yang pernah terjadi di sejumlah daerah, seperti Poso, Ambon, Sampit, dan sebagainya. (Baca: Obor Rakyat Beredar di 27 Kecamatan di Lamongan)
ISHOMUDDIN
Berita Lain
Penculikan Aktivis, Prabowo Masih Berutang
Penemu Rompi Anti-Kanker Terganjal Izin Edar
Solo Deklarasikan Gerakan Gemar Makan Gulai