TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bercita-cita film nasional dapat ditayangkan di lingkungan tempat tinggal warga. Tujuannya, agar film nasional sebagai produk perekonomian kreatif bisa dinikmati warga Jakarta. "Selama ini film nasional ditayangkan di bioskop paling lama hanya dua pekan," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 17 Juni 2014.
Menurut Ahok, industri perfilman Hollywood dan Bollywood menjadi maju lantaran adanya dukungan dari warganya. Di Jakarta, gagasan ini menuntut lurah dan camat sebagai pemimpin wilayah yang berhubungan langsung dengan warga untuk mendata ketersediaan gelanggang olahraga dan ruang terbuka hijau. Dua tempat ini akan menjadi ruang pamer film nasional dan sarana berinteraksi warga dengan konsep serupa layar tancap.
Gagasan ini bermula saat Ahok membandingkan keadaan bioskop saat ini dengan bioskop semasa ia kecil. Ahok berkisah, saat masih anak-anak, ia kerap menonton film nasional meski waktu penayangan pertama kali film tersebut telah lama berakhir. "Saat itu saya masih sempat menonton yang sudah tak tayang di bioskop lagi," tuturnya.
Selain film nasional, rencana jangka pendek produk kerajinan dari usaha mikro kecil dan menengah akan memanfaatkan satu lantai di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah. Gedung ini digunakan sambil menunggu ruang pamer di bawah tanah Taman Monas selesai direnovasi.
Tak hanya berfokus pada penyaluran produk ekonomi kreatif, Ahok juga akan mendirikan perpustakaan berbasis buku elektronik di setiap kampung. Ia berharap perpustakaan ini akan menjadi stimulan yang memicu kreativitas warga kampung untuk menciptakan produk ekonomi kreatif unggulan. "Dengan cara itu, kami yakin kreativitas warga akan meningkat," ujar Ahok. (Baca: Nonton Piala Dunia, Ahok: Tak Bisa, Pulang Teler)
LINDA HAIRANI
Berita Lainnya:
Elektabilitas Jokowi Turun di DKI, Ini Kata Ahok
Kampung Cantik di Kapatcol Raja Ampat
Sate Rembiga, dari Desa Rembiga