TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan masyarakat harus lebih waspada terhadap peredaran daging celeng menjelang Ramadan. Sebab, kedua jenis daging ini sulit dibedakan. "Saya sendiri sulit membedakan mana daging sapi dan daging celeng," kata Bayu saat dihubungi Tempo, Sabtu, 21 JUni 2014.
Menurut Bayu, saat ini Kementerian Perdagangan sedang berkoordinasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) dan perguruan tinggi yang memiliki laboratorium untuk lebih aktif memeriksa daging yang beredar di pasaran. (Baca juga: Jual Bakso Daging Celeng, Pria Ini Dipidanakan).
Kerja sama itu diperlukan, kata Bayu, karena Kementerian Perdagangan tak punya wewenang langsung untuk mengawasi peredaran daging. Menurut dia, peredaran daging dan produk segar lain diawasi Badan Karantina, Kementerian Pertanian. Sedangkan makanan jadi, obat dan kosmetik diawasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (Lihat: Waspada Daging Celeng di Jakarta Utara)
"Kementerian Perdagangan mengawasi semua di luar itu, termasuk barang elektronik dan lainnya," kata Bayu.
Terkait daging celeng, Bayu meminta masyarakat lebih aktif dan waspada. Meski sulit membedakan fisiknya, harga daging celeng biasanya lebih murah dibanding daging sapi. "Kalau ada ketidakwajaran seperti itu, segera laporkan," ujarnya.
Sebelumnya, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat dan Banten bersama petugas polisi Jalan Raya Tol Serang Timur berhasil menggagalkan penjualan 5 ton daging celeng tanpa dokumen resmi asal Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu, 18 Juni 2014. Daging celeng tersebut dibawa menggunakan truk ke Bekasi, Jawa Barat
PINGIT ARIA
Berita utama
Intuisi Indigo Ungkap Kelemahan Prabowo. Apa itu?
Ulang Tahun, Jokowi Kebanjiran Ucapan di Twitter
Lima Satuan Kerja yang Bermasalah di DKI