TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Subdirektorat Industri dan Perdagangan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Rudi Setiawan mengatakan pabrik obat palsu yang digerebek di kawasan pergudangan Akong, Jalan Karet Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, mampu memproduksi 12 juta butir obat pelemas otot per harinya.
"Obat berbentuk kapsul dan pil dengan merek Tramadol HCL 50 mg ini telah beredar luas di sejumlah puskesmas dan apotek di Jakarta dan Tangerang," ujar Rudi di Sepatan, Senin, 23 Juni 2014. (baca: Pabrik Obat Tramadol Palsu Digerebek Polisi)
Menurut Rudi, obat-obatan itu dijual dengan harga Rp 21 ribu per kemasan isi 12 butir. Menurut Rudi, obat palsu yang dibuat di pabrik ini sangat mirip dengan Tramadol yang asli yang dibuat pabrik obat pada umumnya. "Sangat sulit dibedakan. Dari kemasan sampai fisik obat sangat mirip, hanya bisa melalui tes laboratorium," kata Rudi. Ia berharap agar obat palsu itu segera ditarik peredarannya.
Pabrik obat yang dimiliki oleh HI, 40 tahun, itu memiliki nilai investasi Rp 6 miliar. Investasi terdiri atas alat produksi berupa pabrik, mesin, bahan baku dan obat-obatan yang siap edar. Dari dalam pabrik polisi berhasil menyita 12 juta tablet dan butir obat hasil cetak, 7 juta tablet dan butir yang sudah dibersihkan, dan 1 juta kapsul yang sudah diisi.
Selain itu, disita juga bahan baku obat berupa 575 kilogram bahan baku obat merek Lactochem, 240 kilogram bahan baku obat merek Manesium Stearate, 280 kilogram bahan baku obat merek Microcrystalline Cellulose Powder, 200 Kg P-Talc, satu dus Kolicat IR White II, 175 PVK K-30 Ups Grade, 25 dus bahan pembungkus tablet, empat dus kapsul kosong, tiga dus kotak kosong Tramadol, 144 karung plastik botol kosong dan sepuluh karung tutup botol plastik.
Dari pabrik itu juga diamankan alat atau mesin pembuat obat seperti mesin cetak obat, mesin mewarnai, mesin cetak tablet, mesin pengering bahan baku, penghalus bahan baku, cetak kapsul dan sejumlah kompresor. Semua barang bukti dibawa ke Polda Metro Jaya.
JONIANSYAH
Berita utama
Fadli Zon Persoalkan Kompas dan Tempo
Hari Ini, Ada Foto Risiko Merokok di Kemasan
Akil Mochtar Minta Kewarganegaraan Dicabut