TEMPO.CO, Slawi - Dari 75 perlintasan kereta api di Kabupaten Tegal, 63 di antaranya belum dilengkapi palang pintu. "Baru 12 perlintasan yang dijaga," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Tegal, Fajar Rokhwidi, Ahad, 29 Juni 2014.
Fajar mengatakan rencana pemerintah daerah memasang palang pintu di perlintasan-perlintasan sebidang yang belum dijaga masih terkendala oleh keterbatasan anggaran. Sebab, biaya memasang palang pintu otomatis mencapai Rp 800 juta per satu perlintasan.
Menurut dia, biaya memasang palang pintu manual dan pos tunggu jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp 200 juta per satu perlintasan. Namun, untuk mengoperasikan palang pintu manual itu selama 24 jam, dibutuhkan delapan petugas jaga.
Dengan asumsi gaji penjaga palang pintu Rp 750 ribu per bulan, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 4,53 miliar per tahun untuk membayar gaji seluruh penjaga palang pintu manual. Dari 63 perlintasan yang tidak dijaga itu, 18 di antaranya berada di titik strategis atau ramai dilalui kendaraan. (Baca juga: 197 Pintu Perlintasan Liar Kereta Api Liar di Jakarta)
Mencegah terjadinya kecelakaan di 18 perlintasan strategis yang belum berpalang pintu itu, Dishubkominfo Kabupaten Tegal akan memasang spanduk-spanduk peringatan pada jarak sekitar 10-20 meter dari perlintasan. "Spanduk-spanduk besar itu akan dipasang pada H-10 (10 hari sebelum Lebaran)," ujar Fajar.
Di Kota Tegal, seluruh perlintasan kereta api sudah dilengkapi palang pintu. "Ada 12 perlintasan di Kota Tegal. Sejak 2010, kami telah menerapkan palang pintu manual dengan mempekerjakan tenaga pembantu sebanyak 93 orang," kata Kepala Dishubkominfo Kota Tegal Chaerul Huda.
Di Kabupaten Brebes, masih ada 61 perlintasan yang belum dijaga dari total 83 perlintasan kereta api yang ada. "Baru 22 perlintasan yang sudah dijaga," kata Kepala Dishubkominfo Brebes, Mayang Sri Herbimo. Dari 22 perlintasan itu, 12 dijaga oleh PT Kereta Api Indonesia. Sisanya dijaga oleh pegawai dari Pemkab Brebes.
Kamis pekan lalu, di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Sidoharjo, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, kereta Fajar Utama menabrak sebuah mobil Toyota Kijang yang dikendarai rombongan keluarga yang hendak mengantar anaknya ke pondok pesantren. Akibat kecelakaan itu, tiga penumpang mobil tewas dan empat lainnya luka-luka. (Baca juga: Mobil Tertabrak Kereta, Tiga Penumpang Tewas)
DINDA LEO LISTY
Berita utama
Wawancara Tempo dengan Jurnalis Allan Nairn
RMS Dukung Jokowi Jadi Presiden
Jokowi Janji Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM