TEMPO.CO, Banyuwangi - Kapal landing craft tank Pancar Indah yang karam di Selat Bali hingga pukul 12.00 WIB, Kamis, 3 Juli 2014, belum berhasil ditarik. Bahkan saat ini 90 persen badan kapal telah tenggelam.
Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Waspada Heruwanto mengatakan penyelamatan kapal masih terkendala air laut yang pasang. "Air laut masih merendam sebagian besar tubuh kapal," kata Waspada saat ditemui Tempo di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Kamis, 3 Juli 2014.
Air laut juga merendam muatan kapal berisi lima tronton dan sebelas truk. Sedangkan 26 sopir dan kernet sudah berhasil dievakuasi pada Kamis dinihari. (Baca: Cuaca Buruk, Kapal LCT Karam di Selat Bali)
Kepala Syahbandar Gilimanuk Nyoman Delon mengatakan pihaknya masih menunggu air laut surut yang diperkirakan terjadi pada sore atau malam hari. Sebab, dengan kondisi 90 persen tenggelam, badan kapal tidak memungkinkan ditarik.
PT Pelayaran Makmur Bersama--perusahaan pemilik LCT Pancar Indah--telah menerjunkan KMP Trima Jaya 9 untuk membantu penyelamatan kapal. Syahbandar belum bisa memastikan kapan LCT Pancar Indah bisa ditarik ke dermaga.
Baca Juga:
Wirawan, 30 tahun, salah satu sopir truk, mengatakan masih trauma. Menurut dia, ketika LCT Pancar Indah karam, dia, yang berada di dalam truk, langsung meloncat keluar. "Saya panik karena kapal tiba-tiba miring. Angin memang kencang dan gelombang cukup tinggi."
Wirawan membawa pakan udang dan konveksi dari Surabaya dan akan dikirim ke Lombok. Enam tahun menjadi sopir truk, ia baru kali ini tertimpa insiden.
LCT Pancar Indah berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Diduga, karena terseret arus, kapal akhirnya karam sekitar pukul 21.40 WIB.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Buya Syafii Ngeri Lihat Kampanye Hitam ke Jokowi
Menteri Pendidikan Lepas Tim Olimpiade Sains
Ditegaskan Lagi, Obor Rakyat Bukan Produk Pers
Bawahan Menteri Helmy Kenal Penyuap Bupati Biak