TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Atje Muhammad Darjan menilai pasar luar negeri berpotensi amat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan permintaan produksi dokumen sekuritas dari beberapa negara masih tinggi.
"Paspor Srilanka diproduksi Peruri. Sekarang ini sedang penjajakan dengan Nepal untuk pembuatan dokumen sekuritas dan pita cukai," kata dia saat media gathering di restoran Sari Kuring, Kamis, 3 Juli 2014.
Selain itu, kata Atje, Peruri sedang menjajaki Filipina, Timur Tengah, dan Timor Leste. Bahkan, beberapa waktu lalu penandatangan kesepakatan kerja telah dilakukan dengan Timor Leste. "Tidak menutup kemungkinan negara-negara lain akan tertarik kepada Peruri. Peluang luar negeri memang sangat besar," ujarnya.
Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Prasetio mengatakan perseroan sedang berfokus pada empat bidang usaha, yakni pencetakan uang kertas dan logam serta produk dokumen sekuritas non-uang, seperti pita cukai, paspor, buku tanah, dan materai. Kemudian perusahaan juga mengembangkan sekuritas digital terkait regulasi pemerintah untuk menggalakkan cashless society melalui e-money serta bidang properti yang berada di Jakarta Selatan.
Peruri menargetkan pendapatan naik menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun ini, dari Rp 2 triliun pada 2013. Sedangkan laba bersih, dia menargetkan sekitar Rp 200 miliar.
DEWI SUCI RAHAYU
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
Menteri Hidayat Usul Pajak Tas Hermes Dihapus
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu
Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa
Cerita Tiga Komedian Dukung Jokowi-JK Lewat Lagu