TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah pemilihan presiden, indeks harga saham gabungan sempat melambung 3,9 persen secara kumulatif, atau meroket 5,3 persen hingga titik tertingginya. Tapi, dua hari pasca-pemilihan, IHSG terkoreksi dengan rerata minus 0,9 persen waktu H+2 dan minus 1,2 persen waktu H+3. (Baca:Penguatan Bursa Saham Didorong Aksi Ambil Untung)
Menurut Head of Research KSK Financial Group, David Cornelis, secara historis, dalam dua pemilihan presiden terakhir, IHSG selalu bergerak positif sejak H-2 hingga H+1. "Sudah jamak begitu," katanya melalui pesan elektronik, Kamis, 10 Juli 2014.
David menambahkan, untuk jangka panjang, IHSG juga selalu bergerak positif sejak hari pencoblosan hingga satu minggu, satu bulan, akhir tahun, "bahkan hingga satu tahun ke depannya, IHSG mencatatkan kenaikan fantastis rata-rata 26 persen." (Baca:Arus Modal Masuk Diprediksi Bakal Makin Deras )
Menurut David, kenaikan IHSG sebesar 0,5 persen sudah tejadi sejak sesi debat calon presiden dan wakil presiden berakhir 5 Juli lalu. Namun pelaku pasar modal paling sensitif terhadap hasil debat kedua mengenai ekonomi dan kesejahteraan sosial. Saat itu, pasar merespons hasil debat dengan penurunan terbesar. "Tercatat IHSG minus 0,9 persen waktu itu," katanya. (Baca:Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok )
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler
Serangan ISIS Mendekati Mekah
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
PBB: Konflik Israel-Palestina Semakin Memburuk
7 Kebijakan Jika Ahok Jadi Gubernur
Dukungan Habib Lutfi Tak Dongkrak Suara Prabowo
Ahok Bakal Copot 5 Pejabat DKI
Jet Israel Bombardir Jalur Gaza, 72 Orang Tewas