TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SMA 3 Jakarta, Ni Ketut Diah Caerani, mengetahui kegiatan pecinta alam Sabhawana yang diadakan oleh siswa selama delapan hari di kawasan Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
Berdasarkan proposal kegiatan Sabhawana yang didapatkan Tempo, kegiatan yang berlangsung selama delapan hari disebut dengan Berganda. Kegiatan tersebut diketahui dan ditandatangani sendiri oleh Ni Ketut Diah Caerani. (Baca: Kepala Sekolah SMA 3 Jakarta Resmi Dicopot)
Dalam lembar penutup proposal, selain tanda tangan dari kepala sekolah, ada juga tanda tangan dari Isa Brata Kusuma sebagai pembina Sabhawana. Keduanya sama-sama telah mengetahui dan menyetujui kegiatan ini.
Proposal kegiatan dengan nomor 63/BRGND/XXXV/2014 yang dibuat pada tanggal 1 Mei 2014 itu berujung pada meninggalnya Arviand Caesary, siswa kelas X IPA A, seusai mengikuti kegiatan tersebut. Arviand meninggal diduga karena penganiayaan yang dilakukan oleh senior kelas XI. Alumni diduga juga terlibat dalam aksi kekerasan fisik tersebut. (Baca: Polisi: Alumni dan Guru SMA 3 Bisa Jadi Tersangka)
Kegiatan yang diketahui oleh Ni Ketut Diah ini pun berujung pada pemecatan dirinya. Beberapa hari yang lalu, Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun telah menandatangani surat pencopotan terhadap Kepala SMA 3 tersebut.
"Tadi pagi saya tanda tangan, sehingga per hari ini resmi tidak menjabat" kata Lasro di Balai Kota pada Jumat, 11 Juli 2014. Menurutnya, mutasi ini dilakukan karena keduanya lalai dalam mengawasi kegiatan di sekolah. Sekaligus memberi efek jera bagi kepala sekolah lain agar ketat mengawasi anak didiknya.
DEVY ERNIS
Berita lainnya:
DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Main Sinetron Lagi, Deddy Mizwar Dinilai Tak Etis
Begini Cara Ahok Berantas Premanisme