TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menagih janji perusahaan importir gula rafinasi yang katanya akan segera membuat pabrik gula dalam negeri. "Jangan hanya mau untungnya saja dari perdagangan, tapi enggak mau memajukan dalam negeri," ujar Dahlan di kantornya, Jumat, 11 Juli 2014.
Dahlan menerangkan, pemerintah terus berupaya memacu produksi gula dalam negeri dengan memodernisasi pabrik gula tua, membangun pabrik baru, memperbaiki manajemen tanam dan irigasi, hingga memberi perlindungan harga terhadap petani. "Jadi ini harus bareng," katanya. (Baca:Impor Gula Dihentikan Sementara )
Untuk mengejar target itu, dalam tiga-empat tahun ke depan, pemerintah terus melakukan perbaikan untuk memacu produksi dalam negeri, sehingga impor gula bisa terus berkurang. "Kini irigasinya sudah pakai sistem tornado. Dulu tanamannya dibiarkan, sekarang sudah maju sekali. Tapi kalau terganggu dengan harga seperti ini, petani enggak mau tanam tebu," ujar Dahlan.
Selain itu, untuk menjaga semangat petani lokal, pemerintah terus melakukan pengawasan agar gula rafinasi dari impor tidak masuk atau rembes ke pasar tradisional, sehingga harga gula lokal menjadi anjlok. "Nanti bisa seperti ayam dan telur. Kita mau meningkatkan produksi dalam negeri, tapi petani Enggak mau tanam tebu," ujarnya.
Menurut Dahlan, importasi gula saat ini terbilang masih tinggi kendati pemerintah sudah memiliki banyak pabrik gula. "Soalnya memang masih kurang kira-kira 1,5 juta ton, jadi ya harus impor," katanya. Saat ini kebutuhan gula dalam negeri mencapai tiga juta ton, namun produksi lokal baru mampu 1,7 juta ton. (Baca:Tanpa Gula Impor, Petani Pastikan Stok Aman )
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
Dahlan Iskan Copot Komisaris Penggagas Obor Rakyat
Proyek Trans Sumatera Dimulai 9 Oktober 2014
Saham Rontok, Viva Klaim Labanya Malah Melesat