TEMPO.CO, Tokyo - Gajah Afrika bukan hanya mamalia darat terbesar yang masih hidup, melainkan juga mempunyai indra penciuman yang sangat tajam. Bahkan indra penciuman hewan berbelalai ini jauh lebih baik daripada anjing.
Studi sejumlah ilmuwan Jepang membuktikan bahwa gajah punya jumlah gen penciuman dalam jumlah besar yang membangun kemampuan mereka membedakan aroma. Yoshihito Niimura, anggota tim peneliti dari University of Tokyo, Jepang, mengatakan rekor mamalia dengan gen penciuman terbanyak sebelumnya dipegang oleh tikus. Namun, dalam studi terhadap 13 mamalia, gajah ternyata punya indra penciuman yang lebih baik.
"Gajah punya gen penciuman yang lebih banyak. Jumlahnya hampir dua kali lipat dan ini mengejutkan," kata peneliti evolusi molekular itu seperti ditulis Live Science, Selasa, 22 Juli 2014. (Baca:Gajah Mampu Identifikasi Manusia dari Suara)
Gen penciuman bekerja dengan mengenali protein yang menempel pada saluran pernapasan dan terikat pada molekul bau. Sel saraf kemudian mengantarkan informasi yang dikenali gen ke otak yang mengklasifikasikan jenis aroma.
Laporan riset yang dimuat dalam jurnal Genome Research, 22 Juli 2014, menunjukkan gajah Afrika punya 1.948 gen penciuman. Jumlah ini lima kali lebih banyak daripada yang dimiliki manusia dan hampir dua kali lipat kepunyaan anjing. Adapun jumlah gen pencium pada orang utan hanya 296.
Hasil analisis menunjukkan jumlah gen penciuman nenek moyang ke-13 mamalia itu sebenarnya setara, yakni 781 gen. Ini mengindikasikan bahwa sel penciuman gajah dan rodensia meningkat pesat selama berevolusi. Sedangkan pada primata, termasuk manusia, jumlah gen yang berhubungan dengan indra penciuman justru menurun.
EUREKALERT | LIVESCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Terpopuler:
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pangkostrad Letjen Gatot Nurmatyo Jadi KSAD Baru
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub
Ashanty Hamil, Keluarga Aurel Hermansyah Tak Mudik
Tanya Soal Pemotongan Gaji, Dihajar Atasan