Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nikmatnya Musim Durian di Sumatera Barat

image-gnews
Warga berbondong-bondong datangi Bazar Murah Durian di sentra durian di Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, (9/3). Tempo/Aris Andrianto
Warga berbondong-bondong datangi Bazar Murah Durian di sentra durian di Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, (9/3). Tempo/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO , Padang:Musim durian telah tiba di Sumatera Barat. Aroma durian yang tajam terbau saat anda memasuki kawasan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, 50 kilometer dari Kota Padang. Apalagi, Juni dan Juli merupakan puncak musim di durian di daerah tersebut.

Sepanjang Jalan Raya Padang-Bukittinggi, Kayu Tanam itu dibanjiri durian. Di pinggir jalan itu berjejer penjual durian. Mereka menumpuk durian di depan pondok-pondok yang terbuat dari kayu.

Banyak pengendera yang juga pengemar durian sengaja berhenti di pondok durian itu. Hanya untuk melahap buah manis berwarna kuning yang dibungkusi kulit runcing. "Musim durian dimulai beberapa hari sebelum puasa," ujar penjual durian, Erwan 63 tahun.

Erwan yang akrab disapa Pak Uwa ini, menjual durian dengan berbagai jenis ukuran di Jalan Raya Padang-Bukittinggi kilometer 53 Palabiahan Kayu Tanam. Dari yang kecil hingga yang besar.

Durian dengan ukuran besar hanya dijual Rp 20 ribu per buah. Untuk ukuran sedang dijual Rp 15 ribu. Dan untuk ukuran kecil, Pak Uwa menjual Rp 7.500 hingga Rp 10.000 per buah. "Jika mereka ngambil banyak, harganya juga berbeda," ujarnya.

Pak Uwa juga menjual durian per tumpuk. Harga satu tumpuk yang terdiri dari 10 hingga 15 buah durian itu berbeda. "Ada satu tumpuk itu harganya Rp75ribu. Ada juga yang Rp100 ribu hingga Rp 200 ribu. Melihat kualitas isinya," ujarnya.

Kayu Tanam memang terkenal dengan duriannya. Tidak saja di jual di daerah ini, tapi juga dijual di beberapa daerah di Sumatera Barat, seperti di Padang dan di Bukittinggi.

Di Kota Padang, durian Kayu Tanam bisa didapati di sepanjang Jalan dr Wahidin Sisingamangaraja. Kawasan itu dibanjiri durian. Layaknya pasar durian. Para pengunjung duduk lesehan beralas tikar. Menariknya, di sana anda bisa menikmati durian dengan sepiring ketan.

Harga durian di sana pasti lebih mahal dari yang di Kayi Tanam. Di sana harganya, berkisar Rp 20 ribu hingga  Rp 50 ribu. Untuk sepiring ketan dijual Rp 5 ribu.

Durian Kayu Tanam ini ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Menurut Pak Uwa, banyak juga diminati orang-orang dari luar Sumatera Barat. "Seperti orang-orang dari Riau yang memborong durian ini. Mereka membeli 300 buah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sehari itu, Pak Uwa bisa menjual durian itu mencapai 500 buah. "Di awal-awal musim dulu sampai segitu jual beli kita," ujarnya.

Berkah musim durian juga dirasakan Nia, 42 tahun. Penjual durian dadakan ini ikut meramaikan musim durian dengan menjejerkan durian di depan rumahnya. "Sehari bisa habis 100 buah durian," ujarnya.

Nia juga melayani pembeli yang langsung mencicipi durian di rumahya. "Makan di sini harganya sama kok," ujarnya.

Nia yang berjualan di kawasan Kandang Ampek, Kayu Tanam ini mengaku, membeli durian langsung dari pemilik batang duriannya. Sehingga duriannya terasa enak, karena baru jatuh dari batangnya.

Yogi, 21 tahun, salah seorang penggemar durian mengatakan, durian Kayu Tanam ini enak dan murah. "Daging buahnya tebal dan rasanya manis," ujarnya.

Yogi yang dari Bukittinggi hendak menuju Padang, sengaja mampir di Kayu Tanam. Hanya untuk mencicipi durian khas daerah ini.



ANDRI EL FARUQI


Baca juga:
Jokowi Diingatkan Waspadai Manuver Politik DPRD  
Akhir Jabatan Jokowi, PNS Berebut Foto Bareng  
PKS Mengaku Setia Dampingi Prabowo
Kriteria Menteri Jokowi-Kalla 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tarawih Bubar Gara-gara Ulah Tikus Ugal-ugalan  

17 Juli 2015

sxc.hu
Tarawih Bubar Gara-gara Ulah Tikus Ugal-ugalan  

Di antara yang menjadi korban, mayoritas


para wanita yang sedang menjalankan salat




tarawih.


7 Orang Tewas Selama Arus Mudik dan Balik di Banten

6 Agustus 2014

Dua orang anak duduk didepan bersama orang tuanya mudik saat melintasi jalan raya Telagasari, Karawang, Jawa Barat (25/7). Kurangnya kesadaran masyarakat dalam keselamatan dalam berkendara menyebabkan rawan kecelakaan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
7 Orang Tewas Selama Arus Mudik dan Balik di Banten

Persentase pemudik meninggal dunia turun 65 persen dibanding tahun lalu.


Takbir Keliling Pakai Musik Dugem, Warga Protes  

6 Agustus 2014

Ribuan umat Islam melakukan pawai dengan sepeda motor dan mobil saat merayakan malam takbiran di Jakarta. TEMPO/Yosep Arkian
Takbir Keliling Pakai Musik Dugem, Warga Protes  

"Mereka tidak takbiran, malah joget-joget dengan diiringi musik 'dugem' lewat sound system."


Ada Aa Gym, Sekolah di Banyuwangi Libur  

5 Agustus 2014

Aa Gym. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Ada Aa Gym, Sekolah di Banyuwangi Libur  

Sekolah-sekolah meliburkan siswanya bersamaan dengan halalbihalal Lebaran yang digelar pemerintah daerah setempat.


Habis Mudik Lebaran, Terbitlah Social Jetlag  

5 Agustus 2014

Seorang Polisi memeriksa identitas pemudik di dalam bus saat operasi penertiban pendatang pada arus balik Idul Fitri 1435 H di Terminal Ubung, Denpasar, 2 Agustus 2014. Operasi ini  bertujuan mencegah urbanisasi yang tidak terkontrol, pengangguran dan menekan angka kriminalitas di Pulau Dewata. ANTARA /Nyoman Budhiana
Habis Mudik Lebaran, Terbitlah Social Jetlag  

Social jetlag merupakan fenomena menurunnya produktivitas masyarakat yang melakukan mudik.


Lebaran Dongkrak Kinerja Impor Juni  

4 Agustus 2014

Seorang pembeli memilih sendal dan sepatu anak saat berbelanja kebutuhan jelang Lebaran di Pasar Jatinegara, Jakarta, (5/8). Jelang Lebaran, sejumlah pusat perbelanjaan dipadati pengunjung, omset penjualan pakaian meningkat dari hari biasa. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Lebaran Dongkrak Kinerja Impor Juni  

"Ini sebagai gambaran bahwa ada kegiatan mengimpor untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, seperti produk tekstil dan makanan," kata Kepala BPS Suryamin.


Korban Jiwa Kecelakaan Lebaran di Jawa Timur 64 Orang

4 Agustus 2014

Ratusan anggota Kepolisian Polda Sulsel ikut gelar pasukan operasi ketupat Lipu 2011 di Lapangan Karebosi, Makassar (22/8). Gelar Pasukan ini sebagai persiapan pengamanan lebaran Idul Fitri  1432 H. TEMPO/Fahmi Ali
Korban Jiwa Kecelakaan Lebaran di Jawa Timur 64 Orang

Jumlah kecelakaan tahun ini 559 kasus. Angka kecelakaan itu, kata Awi, menurun 16 persen dibanding tahun lalu.


Bolos Habis Lebaran, PNS Subang Tak Naik Jabatan

4 Agustus 2014

Ilustrasi. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Bolos Habis Lebaran, PNS Subang Tak Naik Jabatan

Bupati Subang Ojang Sohandi memperingatkan para pegawai negeri
yang berani bolos kerja hari pertama seusai libur Lebaran.


Usai Lebaran, Lalu Lintas ke Ragunan Lancar  

4 Agustus 2014

Pengendara motor amati kepadatan arus lalu lintas di kawasan Ragunan, Jakarta, 30 Juli 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Usai Lebaran, Lalu Lintas ke Ragunan Lancar  

Keadaan jalan menuju Ragunan sangat berbeda dengan beberapa hari sebelumnya saat libur Lebaran.


60 Ribu Penumpang Melintas di Bandara Juanda  

4 Agustus 2014

Ratusan penumpang antri melakukan borrding pass di terminal keberangkatan domestik Bandara Internasional Juanda, Surabaya (03/8).  TEMPO/Fully Syafi
60 Ribu Penumpang Melintas di Bandara Juanda  

Akumulasi dari kedatangan dan keberangkatan penumpang di jalur
domestik dan internasional.