TEMPO.CO, Milan - Langkah buruk AC Milan dalam masa pramusim—tiga kali kalah berturut-turut oleh Olympiakos, Manchester City, dan Liverpool—memicu kekhawatiran soal nasib mereka musim ini di Seri A Liga Italia. Kegelisahan ini, salah satunya, diungkapkan mantan penyerang mereka pada era 1970-an, Giuseppe Marchioro.
"Hasil dari pertandingan-pertandingan persahabatan ini menunjukkan betapa banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperbaiki kekalahan," kata Marchioro. "Kenyataannya, pasukan Milan bukan terdiri atas pemain dengan level tinggi. Jika terus-terusan seperti itu, saya tidak bisa melihat masa depan Milan," ujarnya.
Menurut mantan pemain yang saat ini berusia 78 tahun itu, Milan kehilangan lini pertahanan yang ulung dan seorang penyerang yang luar biasa.
Ihwal penyerang, di samping kurang efektifnya barisan pertahanan, memang telah menjadi perbincangan banyak pihak, termasuk para suporter, beberapa waktu belakangan ini. Pelatih Rossoneri—julukan AC Milan—dihadapkan dengan pilihan apakah akan memasang Mario Balotelli atau Giampaolo Pazzini sebagai penyerang tunggal. Diskusi itu muncul berbarengan dengan timbul-tenggelamnya soal kemungkinan Balotelli hengkang dari San Siro.
Pazzini merespons persoalan itu dengan melemparkan solusi, yakni memasangkan dirinya dengan Balotelli. "Ya, Mario dan saya bisa bekerja sama dengan baik," kata dia. "Dia suka bergerak di sekeliling area penalti, sedangkan saya suka tetap berada di dalamnya untuk melakukan penyelesaian. Jadi, kami saling melengkapi."
Ia menilai langkah itu bisa menjadi jawaban atas kritik soal kesukaan Balotelli bergerak di sekeliling kotak penalti. "Anda bisa mencoba untuk menetapkan seorang penyerang dalam sebuah sistem yang kaku, tapi sulit untuk mengubah karakteristik seorang pemain yang telah nyaman bermain dengan cara tertentu," kata Pazzini. "Dia (Mario) berlatih dengan baik dan memiliki ide-ide hebat."
Dalam rangkaian pertandingan pramusim, Inzaghi juga dinilai belum bisa memperbaiki buruknya pertahanan Milan yang musim lalu menjadi salah satu penyebab terpuruknya Milan di urutan kedelapan klasemen. Dalam lima pertandingan yang sudah dilakukan, Rossoneri kebobolan 10 gol, termasuk dihajar Liverpool 2-0 dan Manchester City 5-1.
Inzaghi sebenarnya sudah mendatangkan Alex dari Paris Saint-Germain. Namun, kehadiran mantan pemain Chelsea ini belum bisa menambal bolong di lini belakang Milan.
Dengan sederet masalah itu, Milan pun harus berpacu memperbaiki diri sebelum berlaga melawan Lazio pada laga awal Seri A, 31 Agustus mendatang. Apalagi mereka masih harus kehilangan kapten Riccardo Montolivo yang harus menjalani pemulihan patah kaki yang dialami Mei lalu. "Sangat disayangkan karena Riccardo sangat penting bagi kami. Anda bisa merasakan ketidakhadirannya di ruang ganti dan di lapangan karena dia unik," kata Pazzini.
Di tengah semua tantangan itu, pelatih AC Milan Filippo Inzaghi tetap percaya kepada timnya. "Ada kepercayaan besar di dalam pasukan ini," kata dia. "Dan pemain-pemain kami bisa bekerja sama dengan staf pelatih."
Inzaghi kini menanggung beban harapan untuk mengembalikan kejayaan Milan. Sebab, di bawah Massimiliano Allegri dan Clarence Seedorf musim lalu, Rossoneri terseok-seok dan hanya bisa finis di posisi kedelapan. Akibatnya, mereka juga tidak bisa berlaga dalam Liga Champion. Pemegang 18 gelar juara Liga Italia ini belum menikmati gelar scudetto sejak musim 2010/2011.
FOOTBALL ITALIA | FORZA ITALIAN FOOTBALL | GOAL | GADI MAKITAN
TERPOPULER: