TEMPO.CO, Bagdad - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terang-terangan merekrut anak-anak untuk dijadikan anggota. Pada awal Agustus lalu, sebuah video yang dirilis kelompok ini menunjukkan sebuah kamp pelatihan yang menampilkan sejumlah anak-anak dengan menopang senjata dan memakai rompi perang.
Dalam video tersebut, seperti dikutip dari Breitbart.com, Omar al-Shinshani, salah satu pemimpin ISIS, terlihat mencolok. Ia tampak melatih anak-anak yang berusia sekitar 5-7 tahun. (Baca: Pejihad ISIS Berasal dari Berbagai Negara)
Di dalam sebuah ruangan, anak-anak ini memamerkan nyanyian dan formasi militer yang mereka pelajari. Kemudian pada satu titik, anak-anak ini tiarap seakan siap menyerang dengan senjata yang siaga tertopang. (Baca: Ingin Bergabung dengan ISIS, Gadis AS Ditahan)
Anak-anak merupakan tema umum dari propaganda ISIS. Dalam salah satu video yang dirilis bahkan terdapat anak-anak berambut pirang yang berasal dari Bosnia. Dengan usia yang masih sangat kecil, yakni antara 4-7 tahun, mereka mengibarkan bendera ISIS dan meneriakkan “Allahu Akbar”. (Baca: Jihadis Muda Lebih tertarik ISIS daripada AL-Qaeda)
Dengan menunjukkan keterlibatan anak-anak, ISIS ingin mengesankan bahwa perang jihad merupakan sesuatu yang umum yang juga bisa dan harus dilakukan oleh anak-anak untuk menegakkan hukum Islam versi mereka.
“Anak-anak kami tidak membuang waktu untuk permainan elektronik atau menonton kartun,” kata seorang pria bersenjata kepada Abdullah, salah satu calon anggota ISIS yang masih berusia 10 tahun. Video ini muncul pada 22 Juli lalu dalam akun Twitter milik ISIS.
Dalam propaganda ini, ISIS mengklaim bahwa anak-anak itu juga menginginkan berdirinya sebuah negara Islam. “Mereka punya impian dan impian mereka adalah untuk mendirikan negara Islam. Kami memiliki banyak harapan bagi Abdullah dan anak-anak lain seusianya. Kami percaya bahwa mereka akan menaklukkan semua Irak dan Persia dan mampu membebaskan Yerusalem,” kata pria bersenjata itu.
Namun demikian, banyak pula laporan yang menyebutkan bahwa anak-anak tersebut dipaksa bergabung dengan ISIS. Mereka diculik dari keluarga mereka dan dididik dengan keras. Beberapa anak malah dikabarkan mendapat penyiksaan.
ANINGTIAS JATMIKA | BREITBART
Terpopuler
Jenderal AS Tewas Ditembak di Afganistan
Perusahaan Belanda Menang Tender Cari MH370
Bieber 'Selamatkan' Pria Ini dari Serangan Beruang