TEMPO.CO, Ankara - Perdana Menteri Turki saat ini, Recep Tayyip Erdogan, terpilih menjadi presiden dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Ahad, 10 Agustus 2014, waktu setempat. Ia mendapatkan suara lebih dari 50 persen. Erdogan menjadi presiden Turki pertama yang dipilih rakyat secara langsung. Kemenangan ini akan memperpanjang masa kepemimpinan Recep Tayyip sampai 5 tahun ke depan. (Baca: Erdogan Menangkan Pilpres Pertama dalam Sejarah Turki)
Seperti dilansir Al Jazeera, Ketua Komisi Pemilihan Umum Turki Sadi Guven mengatakan hasil sementara menunjukkan Erdogan telah memperoleh suara mayoritas yang sah. Erdogan sendiri, telah mendeklarasikan kemenangannya di markas besar partai di Kota Ankara.
"Saya tidak akan menjadi presiden hanya untuk yang memilih saya. Saya akan menjadi presiden dari 77 juta rakyat Turki," kata Erdogan dalam pidato kemenangannya yang disampaikan dari balkon markas Partai Keadilan dan Pembangunan di Kota Ankara. (Baca: PM Turki Tuding Politikus Israel Mirip Hitler)
Dalam pernyataan singkat kepada wartawan di Istanbul, kandidat presiden lainnya, Ekmeleddin Ihsanoglu mengucapkan selamat kepada Erdogan dan mendoakan semoga dia sukses. (Baca: Pilpres Turki, Kubu Sekuler Dukung 'Muslim Taat)
Kantor berita Anatolia melaporkan, Erdogan memperoleh suara sebanyak 52 persen, Ihsanoglu mendapatkan 38 persen, dan kandidat lainnya, Selahattin Demirtas meraih 10 persen. Ali Bayramoglu, analis politik dan kolumnis koran pendukung pemerintah, Yeni Safak, mengatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah Turki, seorang pemimpin politik yang kuat dipilih oleh rakyat untuk menempati kursi presiden.
Baca Juga:
Dalam kampanyenya, Erdogan yang telah mendominasi dunia politik Turki sejak 2002, berbicara mengenai perbaikan infrastuktur, kebijakan luar negeri Turki, reformasi ekonomi, dan konstitusi baru dengan sistem pemerintahan presidensil.
Pihak oposisi, Ihsanoglu yang didukung partai berhaluan kiri, Partai Republik Rakyat dan Partai Gerakan Nasionalis, merupakan diplomat yang fokus pada organisasi kerja sama Islam. Dia lebih banyak berada di luar negeri, sehingga ia kurang dikenal oleh masyarakat Turki. Ihsanoglu pernah menuduh Erdogan berkampanye menggunakan fasilitas milik negara seperti pesawat terbang, helikopter, dan fasilitas lainnya.
AL JAZEERA | TORONTO NEWS | VIQIANSAH DENNIS
Terpopuler:
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Aburizal Bakrie: Enggak Ada Pecat-pecatan
Poempida Bantah Kabar Kalla Muntah Darah
Pembalap Denny Triyugo Tewas di Sirkuit Sentul