TEMPO.CO, Jakarta - Sektor pariwisata memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan sumbangan devisa mencapai US$ 10 miliar pada 2013, sektor ini berada di posisi keempat setelah migas, batu bara, dan kelapa sawit. Karena itu, pariwisata membutuhkan penanganan yang profesional agar pemasukan devisa bisa terjaga dan meningkat lagi.
“Dampak pariwisata dirasakan hampir semua lapisan masyarakat. Multiplier effect–nya sangat luas. Tidak hanya pengusaha hotel, restoran, dan transportasi. Perajin hingga pedagang asongan juga merasakan dampaknya. Bahkan pelaku industri kreatif, seperti seniman, juga terkena imbasnya,” ujar Effi Setiabudi, Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) di Jakarta, Ahad, 10 Agustus 2014.
Effi menambahkan, perlu seseorang yang berpengalaman dalam menangani sektor pariwisata dan ekonomi kreatif karena sektor ini menyangkut hajat hidup masyarakat luas. Karena itu, pariwisata harus ditangani kalangan profesional. (Baca: Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan Ekonomi)
Ia melihat sosok yang tepat untuk memimpin pariwisata dan ekonomi kreatif adalah S.B. Wiryanti Sukamdani yang saat ini menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI). “Yanti Sukamdani, menurut saya, sosok yang tepat untuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain kiprahnya selama puluhan tahun di bisnis pariwisata, berbagai pengalaman di organisasi kepariwisataan dalam dan luar negeri menjadikan dia mumpuni di bidangnya,” ujar pengusaha pameran ini.
Effi mengatakan, tidak hanya berpengalaman, yang lebih penting, Yanti memiliki jaringan yang luas dan rekam jejak yang bersih. Dia cukup yakin Yanti akan bisa membuat lompatan yang besar pada pariwisata Indonesia.
Pada kesempatan terpisah, I Nyoman Kandia, Presiden South East Asia of Tourist Guide
Association (SEATGA) yang juga Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI),
menyatakan hal serupa.
Pengalaman sebagai ketua asosiasi pariwisata tingkat ASEAN tentunya membuat Yanti memiliki jaringan yang luas di kawasan Asia Tenggara. “Pengalaman, jaringan, dan profesionalisme itu semua dimiliki Yanti Sukamdani. Saya kira pariwisata membutuhkan orang seperti dia untuk bangkit menjadi kekuatan ekonomi utama di Indonesia,” ujarnya saat dihubungi, Ahad, 10 Agustus 2014.
Kandia menambahkan, kedekatan Yanti dengan para pelaku pariwisata akan menciptakan komunikasi yang efektif. “Dia kompeten dan sudah dikenal para pelaku pariwisata. Jika menjadi Menparekraf, sepak terjangnya di dunia pariwisata tidak diragukan lagi,” ujar salah satu tokoh pariwisata Bali ini.
“Kalau dilihat, pertumbuhan pariwisata saat ini masih relatif lambat. Padahal, jika dilihat, potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar," kata Kandia. Menurut dia, perlu gebrakan baru untuk mengangkat pariwisata Indonesia agar lebih tinggi. "Hal ini hanya bisa dilakukan orang profesional yang punya jaringan luas,” ujar Kandia, yang mempunyai anggota pramuwisata sejumlah 12 ribu di Indonesia dan 60 ribu di kawasan ASEAN.
Kandia mengatakan, sebagai pengusaha pariwisata profesional, Yanti tahu dan paham cara menggarap banyaknya destinasi-destinasi pariwisata yang beragam di Indonesia. Pengalaman berkeliling Indonesia hingga daerah pelosok menjadikannya paham kelebihan dan kekurangan pariwisata yang dimiliki Indonesia.
Nama S.B. Wiryanti Sukamdani sendiri sudah tidak asing dalam dunia pariwisata Indonesia dan ASEAN. Selain dikenal sebagai Ketua BPPI, dia saat ini juga menjabat Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI).
Pengusaha pariwisata lulusan Cornell University di Amerika Serikat tersebut juga pernah menjabat Presiden ASEAN Tourism Association (ASEANTA) dan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Cuci Muka dengan Air Kelapa, Jerawat pun Lenyap
Sundul Bola Berbahaya bagi Anak
Wakai, Toms, dan Tren Sepatu Kanvas
Baby Growth Spurts, Waktunya Bayi Rewel