Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Separuh Proyek Kebudayaan di Yogya Gagal Lelang

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Komplek Keraton Yogyakarta.(TEMPO/ARBOW)
Komplek Keraton Yogyakarta.(TEMPO/ARBOW)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Separuh lebih proyek fisik kebudayaan yang dibiayai dana keistimewaan Yogyakarta termin I 2014 gagal lelang. Akibatnya, penyerapan dana keistimewaan termin pertama kecil, sehingga akan mempersulit turunnya dana termin kedua. “Karena enggak memenuhi syarat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Gusti Bendara Pangeran Haryo Yudoningrat, Senin malam, 11 Agustus 2014.

Dari total alokasi dana keistimewaan termin I untuk kebudayaan senilai Rp 99 miliar, yang baru terserap sekitar Rp 26 miliar dari Januari hingga Maret 2014. Padahal, total alokasi dana keistimewaan untuk kebudayaan selama 2014 senilai Rp 378 miliar.

Proyek-proyek fisik yang gagal lelang, antara lain, pembangunan Taman Budaya Kulon Progo; perluasan makam raja di Imogiri; renovasi Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta; pembangunan museum budaya di Museum Gunung Api di Pakem, Sleman; juga renovasi Ndalem Yudonegaran. “Yang museum itu masih menunggu amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Padahal proses amdal paling tidak tiga bulan,” kata Yudoningrat.

Renovasi Bangsal Kencana pun harus memenuhi standar tertentu dalam hal jenis dan usia kayu. Sementara itu, gambar desain makam yang telah dibuat masih disimpan Kanjeng Bendara Pangeran Haryo Hadiwinoto, yang bertanggung jawab atas aset Keraton Yogya. Gambar itu sempat diminta sebagai dasar pembangunan, tapi, menurut Yudoningrat, adik kandung Sultan Hamengku Buwono X itu tidak memberi izin. “Enggak tahu kenapa. Kami juga melakukan pemanggilan lelang ulang, tapi enggak ada yang datang. Seperti takut,” kata Yudoningrat.

Langkah yang dilakukan Dinas Kebudayaan DIY yakni menjalankan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. "Asalkan memenuhi syarat, sesuai aturan. Agar dapat menyerap dana. Seperti mengirimkan duta kesenian ke Suriname." (Baca: Revitalisasi-Kawasan-Yogyakarta-Dimulai-dari-Alun-alun)

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menduga lelang menemui kegagalan lantaran tidak banyak kontraktor yang memahami bangunan warisan budaya yang punya karakteristik tertentu. Misalnya, kontraktor harus menguasai seni sungging alias ukir khusus dan cara mengecat bangunan secara khusus. Adapun lelang hanya bisa dilakukan jika diikuti minimal oleh tiga peserta. “Kalau pemerintah mau membantu, juru sungging biar dilakukan abdi dalem. Jadi tidak lelang. Ketidakpahaman karakteristik bangunan heritage itu masalah besar,” kata Sultan, Selasa 12 Agustus 2014.

Menurut Sultan, ketika Keraton Yogyakarta akan direnovasi pada masa Orde Baru, pemerintah DIY mengajukan permohonan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional agar tidak kontraktor renovasi tidak ditentukan melalui lelang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rencananya, staf Dinas Kebudayaan DIY akan diperbanyak dan organisasinya diperbesar agar punya spesialisasi untuk melaksanakan kewajibannya. “Makanya jangan mbangun-mbangun proyek fisik dulu. Kalau sudah stabil lembaganya, baru mbangun,” kata Sultan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Terpopuler:
Jokowi Pilih Empat Tokoh Penasihat Tim Transisi
Suami-Istri Jatuh ke Jurang Saat Berfoto Selfie 
Gabung ISIS, Teroris Bom Bali Ini Tewas
Michael Jackson Manusia Paling Jorok di Hollywood

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

8 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

11 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

52 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

56 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.