TEMPO.CO, Gaza - Juru runding Israel dan Palestina sepakat memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza selama lima hari setelah kedua pihak gagal mencapai kesepakatan jangka panjang dalam pembicaraan yang diperantarai Kairo.
"Kami telah sepakat memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi," kata Azzam al-Ahmed, kepala delegasi Palestina di Kairo, Mesir, Rabu, 13 Agustus 2014, seperti dilansir Al Jazeera.
Gencatan senjata selama tiga hari kemarin berakhir kurang dari satu jam sebelum kesepakatan baru ini tercapai,yakni tengah malam waktu setempat. (Baca: PBB Akan Selidiki Kejahatan Perang Israel di Gaza)
Seorang pejabat Mesir mengatakan Israel juga telah menerima proposal gencatan senjata lima hari tersebut. Israel sebelumnya mengatakan pihaknya akan mendukung perpanjangan jeda itu.
Pada Rabu lalu, polisi Israel mengatakan sebuah roket dari Gaza telah mendarat di sebelah selatan wilayahnya beberapa jam sebelum masa gencatan senjata berakhir. Namun Hamas menolak bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut.
Perpanjangan gencatan senjata dimaksudkan untuk memberi kedua belah pihak waktu tambahan untuk menegosiasikan gencatan senjata jangka panjang dan merumuskan peta jalan untuk membagi wilayah kekuasaan. (Baca: Gencatan Senjata, Warga Palestina Kembali Pulang )
Kedua belah pihak sedang mempertimbangkan proposal Mesir yang sebagian membahas tuntutan mereka. Tapi ada perbedaan besar yang menimbulkan keraguan bahwa kesepakatan bisa tercapai.
Hamas menuntut pembukaan blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir pada 2007. Blokade tersebut telah membuat pergerakan Palestina menjadi terbatas untuk mengakses ke luar atau ke dalam wilayah berpenduduk 1,8 juta orang itu. Blokade juga telah membatasi arus barang ke Gaza dan menghentikan hampir seluruh ekspor Palestina.
Israel mengatakan penutupan tersebut diperlukan untuk mencegah penyelundupan senjata. Para pejabat Israel juga enggan membuat konsesi apa pun yang berpotensi membuat Hamas menyatakan kemenangan. (Baca: Berkomentar Pedas, Israel Minta Maaf ke Brasil)
Sementara itu, Israel menuntut Hamas melucuti seluruh senjatanya, atau setidaknya mencegah kelompok Hamas kembali dipersenjatai.
Belum ada tanda-tanda permintaan keduanya akan dipenuhi seluruhnya, namun proposal yang ditawarkan Mesir pada Selasa kemarin memberikan beberapa solusi. (Baca: Keluarga Mandela Dukung Palestina)
Hampir 2.000 warga Palestina tewas sejak Isreal melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada 8 Juli lalu. Adapun korban tewas di pihak Israel sebanyak 67 orang. Sebanyak 64 di antaranya adalah tentara.
AL JAZEERA | ROSALINA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Adik Prabowo: Tidak Ada Rekonsiliasi dengan Jokowi
Tersengat Listrik, Ketua Komisi V Meninggal
Robin Williams Akui Alami Sulit Keuangan