TEMPO.CO , Jakarta: Pengamat tranportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, jalur mass rapid transit (MRT) di Jakarta seharusnya langsung mengarah ke permukiman di pinggir Jakarta. Sebab, banyak pekerja di Jakarta yang bermukim di pinggir kota seperti di Tangerang dan Bekasi. (Baca: Proyek Stasiun Bawah Tanah MRT, Hindari Titik Ini)
"MRT memang tidak bisa melayani sampai ke daerah permukiman, jadi harusnya ditambahkan pembangunan feeder dengan monorail atau bus," kata Djoko pada Kamis, 14 Agustus 2014.
Jalur MRT yang hanya sampai ke Lebak Bulus kurang efektif karena mayoritas penumpang berasal dari Tangerang. "Permukiman kan lebih banyak dari Ciputat, jadi harus ada feeder monorail dari Ciputat ke Lebak Bulus," ujarnya. Jika tidak, maka kemacetan di jalan raya dari Tangerang menuju Jakarta pun akan tetap terjadi. (Baca: Stasiun Bawah Tanah MRT Dibuat Dua Tingkat)
Menurut dia, pemerintah bisa membangun percabangan rel di Fatmawati untuk jalur monorail ke Ciputat. Namun, karena keterbatasan geografis dan biaya, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya membangun hingga Lebak Bulus.
Di Singapura, kata Djoko, monorail sudah sampai ke daerah-daerah permukiman. Monorail menjadi angkutan pengumpan utama selain bus. "Memang awalnya mereka pakai bus dulu, baru setelah itu kereta," kata dia. Pada prinsipnya, angkutan umum harus dekat dengan kawasan tempat tinggal supaya masyarakat tertarik menggunakannya dibanding memakai kendaraan pribadi. (Baca: Cara MRT Bangun Stasiun Bawah Tanah di Sudirman)
Baca Juga:
PUTRI ADITYOWATI
Berita Lainnya:
Pesan Ahok ke Jokowi: Copot Aparat Nakal
Bercinta, Hal yang Paling Disukai Julia Perez
Hadiri HUT Pramuka, Jokowi 'Diserbu' Pelajar
Cara Julia Perez Bangkit dari Depresi
Ahok Ingin Ping-ping Jokowi di Depan Istana