TEMPO.CO, Jakarta - PDIP dan Gerindra diperkirakan akan mengusung nama wakil gubernur DKI masing-masing. Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, mengatakan siapa pun nama yang diusung, partai mesti mempertimbangkan kecocokan calon dengan Ahok.
"Sembilan puluh persen pasangan kepala daerah pecah kongsi, karena itu harus ada pertimbangan khusus apakah calon yang diusung itu membuat Ahok happy atau enggak," kata Siti saat dihubungi Tempo, Sabtu, 23 Agustus 2014.
Menurut Siti, baik PDIP atau Gerindra harus mengusung nama calon wakil gubernur yang punya chemistry dengan Ahok. Ini penting agar kinerja pasangan itu bisa optimal. Figur calon tersebut harus bisa mengimbangi karakter Ahok.
"Orangnya cool, kalem, bisa diajak kerja sama. Ya saling melengkapilah, harus ada chemistry-nya," Siti melanjutkan. Calon wakil tersebut juga harus punya persyaratan dasar lainnya seperti kompetensi, kapabilitas yang bisa mendukung kerja Ahok.
Meski di tingkat nasional PDIP dan Gerindra pecah kongsi, Siti mengatakan belum tentu di tingkat daerah kedua partai itu juga pecah kongsi. Ini terbukti pada partai lain di mana di tingkat pusat tidak berkoalisi, namun di tingkat daerah mereka berkoalisi.
"Kan niatannya untuk memajukan Jakarta, tetap penting untuk melakukan kerja sama," kata dia. Karena itu bukan tidak mungkin kedua partai itu mengajukan nama calon yang sama.
Siti mengatakan secara politik PDIP punya kepentingan agar berjalannya roda pemerintahan di Jakarta bisa berjalan dengan bagus. Sebab, jika Jakarta babak belur, imbasnya akan kena ke pemerintah pusat, yang notabene di kepalai Jokowi. Siti meyakini PDIP bakal tetap mempertimbangkan calon wakil gubernur yang punya chemistry dengan Ahok.
AMIRULLAH
TERPOPULER:
Prabowo Terus Menggugat, Siapa Paling Diuntungkan?
Jokowi Disarankan 'Pegang' SBY ketimbang Ical
Jokowi-Kalla Otoriter, Pro-Prabowo Penyeimbangnya