TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menolak penerapan kurikulum 2013 pada sistem pendidikan. Menurut dia, penerapan sistem kurikulum baru dari pemerintah tidak diikuti dengan pembenahan yang baik, sehingga mutu pendidikan menjadi rendah. (Baca: Ridwan Kamil Minta Kepala Sekolah Hentikan Pungli)
"Kabinet Jilid II ini mewariskan dua Menteri Pendidikan yang tidak ngerti pendidikan, juga mewariskan dua kurikulum. Salah satunya kurikulum 2013 yang kita sebut kurikulum celaka 13," kata Retno seusai menjadi pembicara dalam diskusi publik "Transparency International Indonesia Membahas Implementasi Kurikulum 2013" di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Agustus 2014.
Dia mengatakan implementasi kurikulum 2013 sudah menuai kontroversi sejak tahun pertama diuji coba pada 6.500 sekolah di Indonesia. Setelah diberlakukan di seluruh sekolah pada tahun kedua, kata Retno, dampak penggantian sistem pendidikan ini amat terasa merugikan.
"Kacau-balaunya penerapan kurikulum 2013 dimulai dari kekacauan distribusi buku, pelatihan guru yang tidak efektif, dan sistem penilaian yang membingungkan," kata Retno. (Baca: Curhat Bisa Cegah Kekerasan di Sekolah)
Menurut Retno, FSGI sudah menentang habis kurikulum ini karena minimnya persiapan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan. "Namun saat itu kami malah dianggap tidak menginginkan perubahan," katanya.
Salah satu aspek yang paling disayangkan Retno dalam penerapan kurikulum 2013 ini adalah distribusi buku. "Buku dijanjikan datang sebelum tahun ajaran baru. Faktanya, hampir 70 persen buku kurikulum 2013 baru diterima pada 22 Agustus 2014. Padahal tahun ajaran dimulai sejak 14 Juli 2014," ujarnya.
NURIMAN JAYABUANA
Berita lain:
Komnas HAM Panggil Paksa Kivlan Zen
Pencalonan Tifatul, PKS: Yang Penting Masuk Surga
Diduga Ada Bayi Tewas Saat Demo Pro-Prabowo di MK