TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan menganggap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memainkan akrobat politik. Menurut dia, partai banteng mewacanakan kenaikan harga bahan bakar minyak pada akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Baca: BBM Langka, Angkot di Tiga Kota Terpukul)
Padahal PDI Perjuangan adalah partai oposisi yang menolak kenaikan BBM saat disidangkan dalam Paripurna DPR. "Jelas ketahuan siapa yang pemain citra," kata Ramadhan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 27 Agustus 2014. (Baca: Kuota BBM Berpotensi Jebol 1,35 Juta Kiloliter)
Dia menganggap kondisi ekonomi Indonesia baik. Dengan demikian, tak ada alasan untuk menaikkan harga BBM. Bisa saja setelah SBY menaikkan BBM, Jokowi lalu menurunkannya. "Kami mewaspadai saja kalau ada 'jebakan Batman'," katanya.
Ramadhan menilai PDI Perjuangan bersikap aneh lantaran seakan-akan menekan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. "Bukankah Juni lalu PDIP membuat buku untuk tidak menaikkan harga BBM?" dia mempertanyakan. (Baca: Antrean Kendaraan saat Mengisi BBM Bersubsidi)
Buku saku itu berisi alternatif agar BBM tak dinaikkan. "Sabar. Implementasikan sendiri saja buku itu. Kan, kurang sebulan lagi memimpin," ujarnya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Suhardi Mencoba Bangkit dari Tempat Tidur
Jokowi Belum Tawari Muhaimin Jabatan Menteri
Ahok Sebut Jokowi Baru Tiga per Empat Presiden
KPK, Polri, dan Kemenkeu Bahas Sektor Tambang