Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stroke Pembunuh Nomor 3 di Dunia  

image-gnews
TEMPO/Bagus Indahono
TEMPO/Bagus Indahono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Penderita stroke membutuhkan pengobatan jangka lama dan biaya pengobatan sangat tinggi. Hal ini ditambah masalah produktivitas pasien menurun.

Akan tetapi, stroke tidak berarti menjadi putus harapan. "Masih banyak kesempatan untuk melanjutkan hidup dengan kualitas tertentu kendati tidak menjadi pulih 100 persen," kata Dr Heri Aminuddin MD, spesialis bedah saraf dalam media gathering Stroke Bukan Akhir Segalanya pada Senin, 25 Agustus di RS Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut riset kesehatan dasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 12,1 per 1000 orang. Jumlah penderita stroke diperkirakan terus meningkat sejalan dengan melonjaknya faktor risiko dan penduduk usia lanjut.

Data pada 2010 di Amerika Serikat, stroke berada di urutan ketiga teratas sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Kasus penderita stroke di negara tersebut mencapai 700 ribu orang per tahun. (Baca: Polusi Udara Picu Penggumpalan Darah dan Stroke)

Dr Ibnu Ben Hadi, SpBS (K) mengatakan stroke terjadi karena sebagian sel-sel di area otak mati akibat suplai pembuluh darah ke sel otak berkurang. Menurut Ibnu, ini akibat adanya sumbatan pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga suplai oksigen dan darah berkurang. Rendahnya suplai oksigen juga disebabkan pecahnya pembuluh ke otak sehingga area yang terkena genangan darah akan mati. "Area otak yang terkena stroke akan menentukan gejala-gejala pada pasien," kata Ibnu.

Ibnu mengatakan 80 persen stroke berasal dari jenis stroke iskemik, 10- 15 persen stroke hemoragik, dan sisanya 5 persen stroke berupa pendarahan sekitar otak. Pasien stroke harus segera dibawa ke dokter begitu gejala muncul untuk diperiksa menyeluruh tentang penyebabnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada dua penanganan berbeda untuk kedua jenis stroke. Stroke yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah atau stroke iskemik bisa diberikan obat pengencer darah. "Namun, pemberiannya hanya efektif pada tiga jam pertama setelah serangan," katanya. Apabila stroke disertai pendarahan, dikenal dengan stroke hemoragik, maka dilakukan dengan pembedahan.

EVIETA FADJAR

Berita Lainnya :
Sulitnya Mendeteksi Kanker Hati
Perempuan Ini Ajukan Permohonan Ganti Kelamin
Dokter Spesialis Kandungan Wajib Ikuti Sertifikasi USG
Stres? Redakan dengan Makanan Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

5 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

5 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

10 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).


3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

11 hari lalu

Ilustrasi Semangka
3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

Tak hanya sekadar bisa dimakan, kulit semangka juga memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tubuh.


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

12 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.


IDI Ancam Sanksi Dokter Influencer yang Promosikan Produk

12 hari lalu

Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Wikipedia
IDI Ancam Sanksi Dokter Influencer yang Promosikan Produk

Ikatan Dokter Indonesia mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada dokter influencer yang mempromosikan produk kesehatan dan kecantikan.


Polemik Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis, Faisal Basri Sebut Anggaran Pendidikan dan Kesehatan Tak Bisa Saling Menggantikan

14 hari lalu

Faisal Basri diwawancara di Gedung Tempo Media Jakarta, 4 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polemik Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis, Faisal Basri Sebut Anggaran Pendidikan dan Kesehatan Tak Bisa Saling Menggantikan

Ekonom senior dari UI Faisal Basri tidak sepakat dengan rencana penggunaan dana BOS untuk biaya program makan siang gratis Prabowo-Gibran.