TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merasa kecewa seusai mengikuti pertemuan dengan Kementerian Pendidikan ihwal kisruh distribusi buku Kurikulum 2013 awal pekan ini di Jakarta.
"Katanya baru pertengahan September semua buku akan selesai distribusinya, ini mengecewakan karena siswa dan sekolah sudah dua pekan menunggu," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Bahron Rosyid, Kamis, 28 Agustus 2014.
Menurut Bahron, dari jenjang pendidikan yang ada di wilayahnya, belum ada satu pun jenjang sekolah yang beres terkait dengan distribusi buku mata pelajaran Kurikulum 2013. (Baca: Buku Pegangan Kurikulum Tematik Diperjualbelikan)
Sebagai gambaran, untuk siswa SD yang totalnya berjumlah sekitar 40 ribu siswa, dari tiga jenis buku pelajaran tematik, yakni agama, seni budaya dan olahraga, baru terkirim dua jenis. "Untuk SD yang belum terkirim buku agama, katanya percetakannya lain sehingga terlambat," kata dia.
Untuk tingkat SMP yang jumlahnya sekitar 15 ribu siswa, dari sembilan jenis buku mata pelajaran, belum satu pun yang diterima. "Untuk SMP masih nol persen yang terkirim," kata Bahron. (Baca: Guru Khawatirkan Kurikulum 2013 Ganggu Sertifikasi)
Sedangkan untuk tingkat SMA/SMK, yang terdiri dari 15 ribu siswa, dari sembilan jenis buku pelajaran baru terkirim sekitar 30 persennya. Walhasil, ada sekolah yang sudah menerima, sebagian lagi belum.
Kisruh pengiriman buku Kurikulum 2013 juga terjadi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Hingga akhir Agustus, sejumlah sekolah belum menerima buku tersebut. Bahkan, dengan alasan buku belum datang, murid di sebuah sekolah dasar di Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, diwajibkan membeli buku lembar kerja siswa (LKS) terbitan penerbit Surabaya dan Mojokerto. (Baca: Dewan Pendidikan Kritik Kurikulum 2013 yang Amburadul)
Seorang wali murid kelas V sekolah tersebut mengatakan anaknya diminta membeli 4 buku LKS seharga Rp 32 ribu. Satu buku LKS dihargai Rp 8 ribu. Empat buku LKS tersebut terdiri 2 buku tematik berjudul "Bermain dengan Benda-benda Sekitar". Sedang buku ketiga adalah buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Tiga buku tersebut diterbitkan oleh CV MIA Surabaya. Sedangkan buku keempat adalah buku GELAR (Gemar Belajar) terbitan PPA-Media Mojokerto (rangkuman 7 mata pelajaran).
Wali murid menyesalkan pihak sekolah tidak membicarakan soal pembelian buku LKS tersebut. "Tahu-tahu anak kami disodori buku dan diminta membeli," kata Rina, 45 tahun, salah satu wali murid. Yang disayangkannya, pihak guru memberitahu bahwa buku LKS terbitan MIA Surabaya itu hanya untuk keperluan satu bulan. "Nanti bulan September kami disuruh beli buku lanjutannya," ujarnya.
Muflihadi, dari Ombudsman Jawa Timur membenarkan adanya laporan wali murid ihwal pembelian buku oleh pengelola sekolah dasar tersebut. "Kami akan segera menurunkan tim ke Kabupaten Mojokerto," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO | ZED ABIDIEN
TERPOPULER
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Fadli Zon dan Muzani Rebutan Kursi Wakil Ketua DPR
Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar
Jokowi Diuntungkan Jika SBY Naikkan BBM