TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Suparno menyatakan gunung api dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini sering mengeluarkan suara letusan. Hal ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, sebulan terakhir ini.
Berdasarkan laporan kegiatan Gunung Semeru selama Agustus lalu, salah satunya disebutkan bahwa suara letusan sering terdengar (bergemuruh). Selain itu, letupan lava pada malam hari masih sering terlihat dengan ketinggian 5-10 meter di atas bibir kawah aktif. Sedangkan pertumbuhan kubah lava menunjukkan aktivitas yang berbeda dengan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan selama Agustus ini, tidak teramati adanya pertumbuhan kubah lava. (Baca: Kelud Meletus, Semeru dan Bromo Aman)
Baca Juga:
Untuk lidah lava teramati kurang-lebih 500 meter dari bibir kawah. Ujung lidah tersebut sifatnya labil. Artinya, mudah pecah dan patah, dan terbentuklah guguran lava pijar. Suparno menyatakan guguran lava pijar teramati dua kali dengan jarak luncur 100 meter masuk ke hulu Besuk Kobokan. Asap kawah atau solfatara berwarna putih dengan ketinggian kurang-lebih 5 meter di atas puncak.
Letusan asap atau abu teramati sembilan kali. Warna asap putih kelabu, tekanan gas kuat dengan ketinggian asap 100-300 meter yang condong mengarah ke barat. Suparno mengatakan, secara visual maupun seismik, aktivitas Gunung Semeru tetap pada level waspada. Dalam level ini, direkomendasikan kepada penduduk yang bermukim di sekitar daerah aliran Sungai Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Kobokan untuk waspada. (Baca: Apakah Letusan Gunung Api Menular?)
"Bahaya awan panas guguran sewaktu-waktu bisa terjadi karena secara visual teramati kubah lava di kawah Jonggring Seloka sudah penuh," kata Suparno dalam laporan tertulisnya. Hal ini, kata dia, sewaktu-waktu bisa longsor dan terjadilah awan panas guguran yang sangat berbahaya, terutama bagi manusia. "Apabila ada tekanan dari dalam yang sangat kuat, dapat terjadi semburan material pijar yang membahayakan bagi pendaki."
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Terpopuler
Jokowi Tolak Mercy, Sudi: Mau Mobil Bekas?
Ketua PBNU: Pilkada Langsung Bukan Perintah UUD45
RUU Pilkada, Jokowi Siap Terima Ahok Jadi Sekutu
Jokowi Pilih Pakai Mobil Dinas Lawas