Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bila Kepala Litbang Jadi Dokter Dadakan di Pesawat

image-gnews
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan dinas naik pesawat, termasuk perjalanan ke luar negeri, bagi seorang pejabat negara merupakan hal biasa. Namun, kisah perjalanan mereka bisa menjadi pengalaman yang luar biasa.  

Pengalaman yang luar biasa itu antara lain dialami oleh Profesor Tjandra Yoga Aditama, kini menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Dia berulangkali menjadi dokter dadakan selama di pesawat lantaran ada penumpang yang sakit. Salah satu kesimpulan yang didapat adalah kebijakan masing-masing maskapai berbeda dalam menangani pasien yang sakit.

“Pengalaman agak berbeda saya alami saat naik pesawat Etihad,” kata Tjandra lewat surat elektronik yang diterima Tempo, Jumat, 12 September 2014. Dokter dan staf pengajar di Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI/RS Persahabatan ini naik Etihad dalam perjalanan kembali dari mengikuti Joint Coordination Board Tropical Diseases Research (JCB TDR) di Jenewa, akhir Juni 2014. Tjandra, yang juga mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Kementerian Kesehatan itu, naik Etihad dari Jenewa ke Abu Dhabi dan dari Abu Dhabi ke Jakarta. (Baca: Macam-macam Ulah Pejabat di Pesawat)

Di tengah penerbangan, Tjandra mengawali kisahnya, diumumkan, “Apakah ada dokter di pesawat karena ada penumpang yang sakit?” Lalu, ia pun memberitahu pramugari bahwa dirinya bisa membantu. Kejadian seperti ini memang bukan hal baru baginya. Sebab, sebelumnya sudah enam kali Tjandra mengalami panggilan di pesawat seperti itu. (Baca: Telat Berangkat, Kursi Penumpang Lion Air Tertukar)

Saat Tjandra mendatangi pasien, diketahui bahwa pasien tersebut seorang ibu berusia 60 tahun, jemaah umrah asal Pontianak, Kalimantan Barat. Keluhannya tidak terlalu berat, “Alhamdullillah, bisa ditangani dengan baik,” kata Tjandra.

Hanya saja, kebijakan maskapai milik Uni Emirat Arab itu tentang kotak obat berbeda dengan maskapai penerbangan lain.‎ Awak pesawat memberi Tjandra tensimeter, stetoskop dan termometer untuk memeriksa. Namun, saat ia minta lampu senter untuk memeriksa pasien, dijawab bahwa senter tersebut ada dalam kotak obat. Nah, untuk membuka kotak obat, ternyata tak bisa sembarangan karena harus ada izin dari dokter mereka di darat. (Baca:Eropa Izinkan Penumpang Gunakan Ponsel di Pesawat)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Begitu juga ketika saya minta obat hipertensi, mereka tidak bisa memberikan karena harus dapat izin dulu dari tim dokter mereka di darat,” kata Tjandra. Repotnya, upaya mendapatkan izin tak kunjung berhasil karena dokter di darat tidak berhasil mereka hubungi melalui telepon. Sampai pesawat hampir mendarat, awak pesawat tidak berhasil juga menghubungi petugas kesehatan mereka. Apa mau dikata? “Akhirnya, saya sampaikan agar mereka langsung saja menghubungi Kantor Kesehatan (KKP) Pelabuhan Sukarno Hatta‎, yang kemudian sudah siap dengan petugas kita,” kata Tjandra.

Pengalaman itu berbeda saat Tjandra naik Singapore Airlines. Ia pernah dua kali dipanggil untuk menjadi dokter dadakan di pesawat. Di kedua penerbangan itu, awak pesawat langsung menyiapkan kotak obat dan alat kesehatan yang masih disegel, lalu segel dibuka di depannya. Di dalamnya ada daftar alat dan obat. Jadi, ketika Tjandra minta stetoskop, misalnya, maka diambillah amplop nomor sekian. Ketika ia minta obat tertentu menurut daftar yang tersedia, maka langsung bungkus obatnya dibuka dan seterusnya. “Setelah selesai pengobatan maka saya dimintai tanda tangan, dan--hebatnya--saya diberi kupon belanja US$ 100,” kata Tjandra.  

DWI WIYANA

TERPOPULER

Diminta Copot Jabatan, Ahok Tantang Gerindra
Sengkarut Pilkada di DPR, Ini Asal Mulanya
Setelah Babi, Harimau Turun dari Gunung Slamet
Pilih Mundur, Ahok Disebut Revolusioner

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

9 hari lalu

Ilustrasi Kursi Pesawat atau bangku pesawat (Pixabay)
Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

14 hari lalu

Penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saat berlakunya aturan baru bea cukai mengenai pembatasan jumlah barang dari luar negeri dan jastip di Kota Tangerang, 15 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Perdamean
Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengalami lonjakan saat arus balik lebaran


Puncak Arus Mudik Lebaran, Garuda Indonesia Group Angkut 82 Ribu Penumpang

22 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Puncak Arus Mudik Lebaran, Garuda Indonesia Group Angkut 82 Ribu Penumpang

Puncak arus mudik lebaran diprediksi terjadi pada hari ini, Sabtu, 6 April 2024.


Mau Duduk di Kursi Dekat Pintu Darurat Pesawat, Penumpang Harus Siap Melakukan Ini

29 hari lalu

Ilustrasi Pintu Darurat Pesawat (Pixabay)
Mau Duduk di Kursi Dekat Pintu Darurat Pesawat, Penumpang Harus Siap Melakukan Ini

Meski punya ruang kaki lebih luas, duduk di kursi ini disertai dengan peringatan yang mungkin membuat penumpang pesawat berpikir ulang.


Naik Pesawat Business atau First Class untuk Pertama Kali, Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini

32 hari lalu

Desain First Class Qantas (Qantas)
Naik Pesawat Business atau First Class untuk Pertama Kali, Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini

Penumpang pesawat business dan first class akan mendapat fasilitas lebih, seperti makanan dan minuman yang lebih beragam dan tempat duduk lebih nyaman


5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

33 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan pesawat terbang. ANTARA/Fransisco Carolio
5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

35 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

35 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?


8 Asosiasi Pengusaha Kompak Dukung Pembatasan Barang Impor Bawaan Penumpang

39 hari lalu

Penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saat berlakunya aturan baru bea cukai mengenai pembatasan jumlah barang dari luar negeri dan jastip di Kota Tangerang, 15 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Perdamean
8 Asosiasi Pengusaha Kompak Dukung Pembatasan Barang Impor Bawaan Penumpang

Asosiasi pengusaha berbondong-bondong menyatakan dukungan terhadap kebijakan impor yang tertuang dalam Permendag.