TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktivis Protection of Forest and Fauna (Profauna) menyatakan keprihatinan atas perdagangan satwa langka di dunia maya. “Pedagang satwa langka kini lebih waspada dalam menjalankan aktivitasnya. Mereka berjualan lewat online,” kata juru kampanye Profauna Swasti Prawidya Mukti di sela kampanye pelestarian lutung Jawa di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat, 19 September 2014.
Perdagangan satwa langka secara online marak sejak 2012. Pedagang menilai cara ini lebih aman dan sulit terendus petugas. “Mereka banyak menggunakan Facebook untuk menawarkan satwa liar,” ujarnya. Media sosial dinilai lebih bebas dan mudah untuk membagi informasi satwa yang diperdagangkan.
Baca Juga:
Adapun situs jual-beli online, semisal Kaskus dan OLX (dulu Tokobagus.com), kata dia, telah berkomitmen tidak memasang iklan penjualan satwa langka. “Kami sudah bekerja sama dengan mereka,” katanya. “Di Tokobagus adminnya langsung menyeleksi.”
Swasti mengatakan Profauna pernah terlibat mengungkap perdagangan satwa liar lewat media sosial di Jember, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Berbekal informasi penjualan lutung Jawa yang terpampang di media sosial, seorang relawan Profauna bertemu dengan pedagang. Nyatanya, tak hanya lutung Jawa yang diperdagangkan. Pedagang itu juga menjual satwa langka lain yang nyaris punah. “Rupanya ini memang pedagang besar,” ujar Swasti.
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) merupakan satwa asli Jawa yang terancam punah. Binatang ini diperkirakan masih ada di sekitar gunung dan sejumlah taman nasional di Jawa. Misalnya Bromo-Tengger-Semeru dan Alas Purwo di Jawa Timur, Merapi Merbabu di Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta Gunung Ciremai di Jawa Barat. “Mereka diburu untuk bersenang-senang,” katanya.
Di pasaran harga bayi lutung Jawa bisa lebih mahal dibandingkan yang dewasa. Adapun lutung Jawa dewasa biasa dihargai Rp 500 ribu per ekor, sementara bayinya bisa terjual dengan harga Rp 1,5 juta per ekor. “Kalau sudah besar, lutung Jawa lebih sulit dijinakkan,” dia menjelaskan.
Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta Sulistyo Widodo mengatakan, di sekitar Gunung Merapi, lutung Jawa biasa ditemui di Blok Songgobumi, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah. Tahun ini BKSDA Yogyakarta menyita dua ekor lutung Jawa dari masyarakat. “Pada Juli kami menyita satu ekor dari daerah Kaliurang,” katanya. Kini kedua satwa sitaan itu dititipkan di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
ANANG ZAKARIA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Pilkada oleh DPRD | Jero Wacik | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Arkeolog Meragukan Usia Koin Gunung Padang
Beli Honda HR-V, Berapa Harganya?