TEMPO.CO, Malang - Wali Kota Malang, Jawa Timur, Muchammad Anton menduga maraknya tempat karaoke yang menyajikan pertunjukan tarian telanjang merupakan dampak penutupan lokalisasi Dolly, Surabaya.
Menurut Anton, para pekerja seks (PSK) alumnus Dolly menjajakan diri untuk melakukan tarian telanjang di tempat karaoke karena di Kota Malang tidak ada lokalisasi. "Masalah tari telanjang merupakan imbas penutupan lokalisasi," kata Anton, Senin, 22 September 2014. (Baca juga: Bekas PSK Dolly Mangkal di Jalan Utama Kota Malang)
Tempat karaoke yang menyajikan pertunjukan tari telanjang terungkap setelah gencar diberitakan media lokal di Malang. Gelombang aksi unjuk rasa mendesak penutupan tempat karaoke dengan penari telanjang terus berlangsung. Selama dua pekan telah tiga kali kelompok masyarakat berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang.
Maraknya suguhan tarian telanjang telah meresahkan masyarakat Kota Malang. Mereka khawatir persoalan itu akan mempengaruhi mental dan moral anak muda.
Menanggapi protes masyarakat, Pemerintah Kota Malang mengumpulkan para pemilik tempat karaoke. Mereka dimintai klarifikasi. Jika ada yang melanggar, maka tempat usahanya terancam ditutup.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Malang Muhammad Subkhan tak menampik kedatangan PSK eks lokalisasi Dolly. Selain dipekerjakan di tempat-tempat hiburan malam, seperti tempat karaoke, mereka juga menjajakan diri di tepi jalan utama di Kota Malang.
Para PSK eks Dolly bergabung dengan PSK lain yang sudah lama berpraktek di Kota Malang. "Ada tujuh titik yang menjadi tempat mangkal mereka," ujar Subkhan.
Subkhan mengatakan aparat Satpol PP terus melakukan razia. Apalagi Pemerintah Kabupaten Malang, yang merupakan tetangga Kota Malang, bakal menutup tujuh lokalisasi yang ada di daerahnya.
Subkhan mengkhawatirkan para PSK eks Kabupaten Malang, PSK eks Dolly semakin memarakkan bisnis prostitusi di Kota Malang. Selain berpraktek di pinggir jalan, mereka bekerja di tempat-tempat hiburan malam, seperti karaoke, kafe, bahkan juga panti pijat. "Tempat karaoke sekarang menjamur," ucapnya.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Bengkak Habis Operasi, Hendropriyono Membaik
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
J. Kristiadi: Trah Keluarga Bikin Parpol Busuk