TEMPO.CO, Semarang - Pada puncak musim kemarau, pemerintah Jawa Tengah menjamin persediaan air mencukupi untuk musim tanam Oktober atau musim tanam pertama tahun 2014-215 mendatang. Persediaan air itu untuk mengairi 300 ribu hektare lahan pertanian dari tujuh waduk yang ada. "Dengan total kapasitas air hingga 1 miliar meter kubik," kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono, Senin, 22 September 2014.
Menurut Prasetyo, persediaan air itu masing-masing dari Waduk Kedungombo, Sragen; Wadaslintang; Sompor, Banjarnegara; Malahayu, Brebes; Cacaban, Tegal; dan Rawapening di Kabupaten Semarang. (Baca juga: 100 Ribu Warga Gunung Kidul Kekurangan Air Bersih)
Selain waduk-waduk tersebut, pemerintah Jawa Tengah membangun waduk di Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan pertanian di daerah perbatasan. Pembangunan itu dilakukan di Kabupaten Kuningan untuk mengairi lahan pertanian di Kabupaten Brebes.
Pembangunan masuk program dua waduk lain, yakni Waduk Jatibarang di Kota Semarang yang sudah proses pengisian, serta Waduk Gondang. Adapun pada tahun 2015 mendatang, pembangunan waduk akan ditambah lagi di Kudus dan Purworejo dengan total anggaran pembangunan lima waduk itu mencapai Rp 25 miliar.
Selain membangun waduk, pemerintah Jawa Tengah juga memfungsikan kembali waduk lapangan atau embung tinggalan pemerintah kolonial Belanda sebanyak 12 unit yang dibiayai dari anggaran belanja daerah. Pembangunan itu ditargetkan selesai 2018 dengan masing-masing anggaran Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah memprediksi September hingga Oktober merupakan puncak musim kemarau dengan suhu udara sangat ekstrem. Analisis BMKG itu berhubungan erat dengan posisi matahari berada tepat pada garis edar di Khatulistiwa.
EDI FAISOL
Berita lain:
Bukan Trah Soekarno, Mentok Jadi Sekjen PDIP
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Jumhur Hidayat: Boediono Harus Tarik RUU Pilkada