TEMPO.CO, Jakarta - Lahar lumpur dingin meluncur deras dari gletser Gunung Shasta di California memenuhi bagian lereng sejak akhir pekan lalu. Ini menjadikannya sebagai muntahan lumpur gunung berapi terbesar dalam dua dekade. (Baca: Pemodelan Iklim Naikkan Permukaan Air Laut)
Pejabat setempat berpikir lelehan tersebut hanya untuk melepaskan air yang terperangkap di bawah es. Namun, menurut penyataan pers Shasta-Trinity National Forest, longsoran tanah di Gunung Shasta terus berlanjut sampai Senin pagi. Beruntung, tak ada korban jiwa atau luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Kekeringan memang mengikis isolasi salju yang biasanya melindungi gletser dari sengatan matahari pada musim panas. Hujan hanya berlangsung sekitar 30 persen dari rata-rata tiap harinya. “Penyebab pasti lelehan ini belum ditemukan, diduga karena kekeringan,” ujar pejabat Dinas Kehutanan, seperti dikutip Livescience.com, Selasa, 23 September 2014.
Longsoran lumpur menutupi Mud Creek Canyon di sisi tenggara gunung ini, sehingga membawa bebatuan dan puing di sekitarnya. Imbasnya, banjir melanda Pilgrim Creek Road. Saat ini jalur tersebut ditutup untuk sementara. Badai diperkirakan datang pada Selasa, 23 September 2014, dan bakal membawa lebih banyak lumpur dan puing lereng.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Terpopuler:
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Gadis Ini Dipaksa Ibunya Tidur dengan 1.800 Pria