TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Dinda Kanyadewi kembali membuktikan kemampuannya dalam bidang seni. Kali ini, aktris sinetron ini berkolaborasi dengan koreografer Yola Yulfianti. Para pekerja seni ini menyajikan pentas yang kental dengan nuansa Minang pada pembukaan Indonesian Contemporary Art and Design-ICAD 2014 di Grand Kemang Hotel, Rabu, 24 September 2014.
Pentas yang disutradarai Dinda ini bertajuk Collaborative Cultural Performance: Women, Art, and Soul of Minang. Pentas ini juga mengedepankan kearifan lokal. Tema Ayatana, menurut dia, memiliki arti indra kemanusiaan, yang dipandang sebagai dasar dalam menjalani kehidupan. “Bila dikaitkan dengan seni dan desain, maka Ayatana memiliki hubungan yang erat dengan alam,” ujarnya.
Dinda juga berkolaborasi dengan grup Be3 yang beranggotakan Widi, Nola, dan Cynthia Lamusu. Mereka diiringi oleh orkestra Trust dan busana karya Oisthas Noe'man. Pertunjukan dengan latar layar putih ini menampilkan lima penari.
Menurut Yola, tiga penari tersebut melambangkan unsur alam udara, tanah, dan air, sedangkan dua penari lain melambangkan manusia. Konsep koreografinya menunjukkan semacam perjalanan dari hulu ke hilir. “Seperti sifatnya, udara selalu bergerak ke sana-ke mari. Maka, penarinya pun bergerak dengan aktif, sampai-sampai ada gerakan salto,” ujarnya kepada Tempo.
Penari yang melambangkan tanah bergerak lebih solid dan liat, lembut tapi keras. Sedangkan penari yang melambangkan air mempertontonkan gerak melompat dan yang berhubungan dengan air. Dua penari yang mengekspresikan manusia lebih digarap sebagai manusia imajinasi dengan karakter perempuan Minang. “Perempuan Minang ini kan sangat berpengaruh, lebih tangguh di saat sulit juga.”
DIAN YULIASTUTI | ANTARA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
FPI Minta Ahok Jaga Mulut
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh