TEMPO.CO, Jakarta - Siswa di MTs Ruhul Islam, Pasar Manggis, Jakarta Selatan, mengaku telah dipukul oleh kepala sekolahnya menggunakan ikat pinggang. Tindakan itu membuat orang tua siswa itu marah dan melaporkan kasus ini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan.
Siswa yang menjadi korban pemukulan itu berinisial YAP, 15 tahun, yang saat ini duduk di kelas XI. Endah Sulistyaningrum, ibunda YAP, mengatakan kepala sekolah memukul putranya karena YAP mengeluarkan telepon genggam saat jam pelajaran. "Anak saya menggunakan handphone setelah mendapat izin dari gurunya," ujar Endah, Selasa, 30 September 2014. (Baca: Ditampar Guru, Murid SD di Malang Mogok Sekolah)
Menurut Endah, saat itu anaknya tengah mengikuti pelajaran agama Islam. Guru mengizinkan siswa-siswa membuka program translasi yang terdapat di telepon genggam. "Tapi anak saya malah disabet pakai gesper sampai luka," tuturnya.
YAP mengatakan kepala sekolahnya memang dikenal galak dan ringan tangan. Sejumlah temannya juga pernah menjadi korban. "Saya, sejak kelas X, sering dipukul," ujar YAP. Pemukulan itu dipicu hal-hal sepele. Misalnya, siswa datang terlambat atau mengobrol pada saat jam pelajaran. "Enggak pakai tegur, langsung dipukul."
Endah mengaku sudah mendengar kabar adanya pemukulan sejak anaknya duduk di kelas X. Namun saat itu dia membiarkan karena menganggap tindakan itu bagian dari pendidikan. "Tapi, kalau sampai luka, itu sudah keterlaluan," tutur Endah.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita lain:
Koalisi Merah Putih Targetkan Revisi UU KPK
Nurhayati: Walk-Out Demokrat Inisiatif Saya
Kejutan, Maria Londa Rebut Emas Asian Games
MK Tolak Gugatan Uji Materi UU MD3