TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan optimistis mampu mencapai target penjualan Obligasi Ritel Indonesia seri 011 senilai Rp 20 triliun pada tahun ini. "Kami optimistis tahun ini agen penjual ORI 011 bisa melaksanakan tugasnya dengan baik," katanya di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, pada Rabu, 1 Oktober 2014.
Obligasi Ritel Indonesia (ORI) merupakan alternatif instrumen investasi bagi investor retail yang diterbitkan pemerintah selain penerbitan Saving Bonds Ritel. Penerbitan ORI merupakan inisiatif pemerintah dalam pengembangan pasar Surat Utang Negara (SUN) domestik melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor. (Baca: Uang Kecil Mau Investasi? Coba SBR, ORI, dan Sukuk)
Hingga saat ini masih ada ORI 8, ORI 9, dan ORI 10 yang masih outstanding dengan nilai total sekitar Rp 43 triliun. Tahun lalu, realisasi penjualan ORI 10 mencapai Rp 20,3 triliun.
Robert menjelaskan ORI 011 ditawarkan mulai tanggal 1 hingga 16 Oktober 2014. Investor yang berminat bisa membelinya dengan pemesanan minimal Rp 5 juta dan kelipatannya. "Investor hanya boleh memesan maksimal Rp 3 miliar," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah memberikan imbal hasil (Kupon) ORI 011 sebesar 8,5 persen per tahun, dengan pembayaran kupon setiap bulan pada tanggal 15. Pembayaran kupon tersebut akan dilakukan pada 15 November 2014. Tenor ORI 11 adalah tiga tahun dengan periode minimal holding 1 periode untuk kupon. "ORI 011 bisa didapatkan di tiga perusahaan sekuritas dan 18 bank yang ditunjuk oleh pemerintah," kata Robert.
GANGSAR PARIKESIT
Terpopuler:
5 Skenario yang Bisa Jegal UU Pilkada
Koalisi Prabowo Revisi UU KPK, ICW: Kebablasan
Soal Revisi UU KPK, Bos KPK Serang Koalisi Prabowo
PAN: Jika Terbitkan Perpu, SBY Keblinger
SBY Siapkan Perpu Batalkan UU Pilkada