Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Baru Hasilkan Oksigen dari Sinar Ultraviolet  

image-gnews
Yuichiro Miura (kiri) bersama putranya mengenakan masker oksigen saat beristirahat di tenda sebelum mendaki ke puncak. Rekor Miura tidak akan bertahan lama jika pendaki berusia 81 tahun Min Bahadur Sherchan berhasil mencapai puncak Everest minggu depan. (AP Photo/Miura Dolphins Co. Ltd.)
Yuichiro Miura (kiri) bersama putranya mengenakan masker oksigen saat beristirahat di tenda sebelum mendaki ke puncak. Rekor Miura tidak akan bertahan lama jika pendaki berusia 81 tahun Min Bahadur Sherchan berhasil mencapai puncak Everest minggu depan. (AP Photo/Miura Dolphins Co. Ltd.)
Iklan

TEMPO.CO, California - Atmosfer bumi tak selalu dipenuhi oksigen murni. Sesekali pasti tercampur dengan karbon dioksida dan gas lainnya, seperti atmosfer di Mars dan Venus.

Sudah lama diyakini bahwa tanaman dapat menghasilkan oksigen dari karbon dioksida (CO2) melalui reaksi kimia fotosintesis. Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan pada jurnal Science edisi awal bulan ini menunjukkan kemungkinan terdapat cara lain untuk membuat oksigen dari karbon dioksida, yakni menggunakan sinar ultraviolet.

Cheuk-Yiu Ng, pakar kimia dari University of California Davis, yang juga anggota penelitian, mengatakan sebagian besar tanaman di bumi menghasilkan oksigen. "Tapi, kami curiga bahwa oksigen telah ada sebelum organisme fotosintetik muncul," ujarnya seperti dikutip dari Livescience.com, Jumat, 3 Oktober 2014.

Dalam jurnal tersebut, Ng beranggapan bahwa oksigen (O2) dibentuk dari dua atom oksigen yang bertabrakan dan bergabung pada permukaannya. "O2 bukan berasal dari molekul oksigen yang berpisah dari karbon dioksida," kata dia. Artinya, oksigen terbentuk ketika cahaya memecah CO2. Molekul biasanya terbagi menjadi karbon monoksida (CO) dan atom oksigen (O). (Baca juga: Kapan Oksigen Muncul di Bumi?)

Mengutip sebuah teori, karbon dioksida berpotensi ditelanjangi menjadi molekul oksigen (O2) dan karbon (C). "Tapi proses ini tak pernah terdeteksi," kata Ng menambahkan.

Ng dan timnya membangun sebuah alat untuk memisahkan karbon dioksida menggunakan sinar ultraviolet dalam ruang hampa. Perangkat ini terdiri dari dua laser, masing-masing membagi CO2 dan mendeteksi fragmen yang dihasilkan. 

Saat peneliti menyinari laser pertama ke karbon dioksida, dan laser kedua mendeteksi keberadaan molekul O2 dan atom karbon, keduanya menunjukkan perubahan karbon dioksida menjadi oksigen. "Hanya, persentasenya sekitar lima persen," ujar Ng.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun kecil, angka itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa proses tersebut menghasilkan oksigen dari CO2 lewat proses non-biologis. Temuan ini mengungkapkan cara oksigen yang memasuki atmosfer bumi dan planet-planet lainnya.

Tim peneliti mengklaim temuan ini berhubungan dengan pencarian kehidupan di luar bumi. Artinya, penemuan oksigen di atmosfer planet lain tak otomatis dapat menunjukkan planet tersebut berpenghuni.

Lebih luas, peneliti mengatakan temuan ini dapat memungkinkan membuat oksigen saat berada di ruang hampa atau di planet asing. Tapi, yang pertama harus dilakukan adalah memverifikasi bagaimana reaksi ini dapat terjadi.

Tindakan tersebut belum pernah dilakukan karena keterbatasan menciptakan sinar ultraviolet secara intensif. Salah satu caranya dengan akselerator partikel yang disebut sinkroton. Sayangnya, laser di laboratorium Ng 10 ribu sampai 1 juta kali lebih terang daripada sinar sinkroton.

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Lawan Koalisi Kapak Merah, Warga Yogya Buka Posko
KPK Gerah Setya dan Fahri Jadi Pimpinan DPR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .