TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari PT Investa Saran Mandiri, John Vetter, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan semakin menguat akibat naiknya bursa regional. Hal ini dipicu sentimen global, seperti meredanya demonstrasi di Hong Kong. "Pasar juga terpengaruh oleh data tenaga kerja yang membaik di Amerika Serikat," katanya.
Pada penutupan perdagangan, Selasa, 7 Oktober 2014, IHSG menguat 32,703 poin (0,65 persen) ke level 5.032,841 pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2014. Saham yang ditransaksikan mencapai 5,4 miliar lembar senilai Rp 4,6 triliun. (Baca: Investor Abaikan Isu Ketua MPR, IHSG Bakal Menguat)
Menurut John, IHSG digerakkan oleh saham-saham lapis dua, seperti konstruksi, properti, dan industri dasar. Sementara itu, saham-saham lapis pertama, yang menjadi penggerak hari sebelumnya, kini mulai stagnan dan terkoreksi, misalnya, Bank Mandiri dan BRI. (Baca juga: Pelayanan Satu Pintu untuk Menarik Investor Baru)
Di sisi lain, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar turut menambah sentimen positif di pasar. Investor asing kembali mencatat pembelian bersih Rp 152 miliar. John yakin investor asing masih optimistis terhadap pasar saham Indonesia, tapi menunggu momentum yang tepat. "Ada kemungkinan mereka masuk saat pelantikan presiden 20 Oktober dan pengumuman susunan kabinet pemerintahan Jokowi-JK," ujar John.
John memperkirakan, hari ini, Rabu, 8 Oktober 2014, indeks akan bergerak di kisaran 5.000-5.100. Sentimen politik dalam pemilihan Ketua MPR tidak terlalu direspons oleh pelaku pasar. Kalaupun ada pengaruhnya, tidak akan terlalu besar. (Baca: Saham yang Dibeli Menjelang Pelantikan Jokowi)
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi
Pertamina: Impor Lewat Petral Cuma Strategi Bisnis
Bisnis Gurih Kilang Mini