TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional sepak bola Indonesia di bawah usia 19 tahun (timnas U-19) mengalami antiklimaks ketika mengikuti putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar. Sempat digadang-gadang sebagai generasi emas sepak bola Indonesia, Evan Dimas cs langsung tersingkir setelah dikalahkan Uzbekistan 3-1 dan ditekuk Australia 1-0. (Baca juga: Timnas U-19 Gagal, Roy Suryo Salahkan Persiapan)
Harapan timnas U-19 untuk tampil di Piala Dunia U-20 tahun depan di Selandia Baru pun kandas. Pasalnya, untuk berlaga di sana mereka minimal harus masuk semifinal. Dua mantan bintang tim nasional Indonesia, Rully Nere dan Ricky Yakobi, menilai tim asuhan pelatih Indra Sjafri ini telah menunjukkan grafik penurunan.
"Setelah tampil di tur Timur Tengah (April lalu) itu, penampilan mereka menurun, tidak ada perkembangan tim, dan grafiknya semakin merosot," kata Rully saat dihubungi Senin, 13 Oktober 2014. (Baca: Timnas U-19 Gagal Lolos, Evan Dimas Minta Maaf)
Permainan timnas U-19 saat melawan Uzbekistan dan Australia pada Jumat dan Ahad lalu, menurut Rully, terlihat kurang variatif. Hal inilah yang menjadi faktor kekalahan mereka.
Kegagalan timnas U-19 di tingkat Asia ini, menurut Rully, sebaiknya menjadi bahan evaluasi bagi PSSI. Program pemusatan latihan nasional (pelatnas) jangka panjang yang sudah dilakukan oleh Indra sekitar setahun sudah maksimal. Apalagi, mereka juga mendapat fasilitas uji coba yang cukup banyak, baik di dalam negeri maupun di mancanegara sampai ke Spanyol.
Tapi pelatnas yang berkepanjangan itu juga perlu disikapi dengan kritis. "TC (training camp) terlalu lama membuat pemain kurang mendapatkan tekanan-tekanan," ujar Rully, yang telah 38 kali memperkuat tim nasional.
Menurut Rully, pertandingan uji coba yang telah dilakukan timnas U-19 kurang bisa memberikan pengalaman bagaimana tekanan ketika bermain di lapangan, seperti tekanan saat bertanding dalam kompetisi. Sebab, pada laga uji coba, pemain tim nasional masih berada dalam perlindungan.
Selanjutnya: Apa yang harus dilakukan?